Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Jalan Buntu Upaya Pembatasan Harga UE untuk Minyak Rusia

Jalan Buntu Upaya Pembatasan Harga UE untuk Minyak Rusia



Berita Baru, Internasional – Negosiasi di antara negara-negara Uni Eropa mengenai batas harga minyak Rusia sedang menemui jalan buntu, kata media AS melaporkan, sambil menambahkan bahwa pemerintah Uni Eropa terpecah atas parameter batas harga yang dimaksudkan.

Komisi Eropa mengusulkan penetapan batas harga dengan $65 per barel, namun, Polandia dan negara-negara Baltik menganggap pengajuan ini terlalu murah dan menolaknya. Sementara negara-negara lain dengan industri perkapalan besar seperti Yunani dan Malta menginginkan batas harga ditetapkan sekitar $70.

“Kami sedang mencari cara bagaimana pengajuan ini dapat bekerja dan bagaimana ini dapat diimplementasikan dengan cara yang idealnya pragmatis dan efisien sementara pada saat yang sama menghindari hal ini dapat menyebabkan kerugian yang berlebihan bagi negara-negara di kawasan tersebut. Di Uni Eropa,” kata Kanselir Jerman, Olaf Scholz.

Salah satu sumber yang dikutip media AS juga mengatakan bahwa batas harga di $65 per barel dianggap sebagai alternatif trade-off. Namun, para ahli menunjukkan bahwa pembatasan seperti itu kemungkinan tidak akan berpengaruh banyak terhadap Rusia. Moskow sudah menjual minyak dengan harga diskon, oleh karena itu harga yang lebih rendah secara artifisial tidak akan mempengaruhi aliran petrodollar ke dalam ekonomi Rusia.

Seperti dilansir dari Sputnik News, pemerintah Eropa dan G7 berharap untuk mencapai kesepakatan tentang batas harga pada hari Rabu, sebelum batas waktu 5 Desember ketika sanksi UE terhadap minyak Rusia mulai berlaku, tetapi pagu harga harus didukung oleh semua anggota UE agar dapat diadopsi.

Sanksi anti-Rusia telah menjadi bumerang bagi mereka yang memberlakukannya, memberikan pukulan bagi ekonomi Eropa, dengan beberapa dari mereka jatuh ke dalam resesi. Jutaan rumah tangga di seluruh Eropa telah terperosok dalam krisis bahan bakar, sementara tagihan energi melonjak drastis.

Moskow, pada bagiannya, telah berulang kali menekankan bahwa Rusia akan berhenti memasok hidrokarbon ke negara-negara yang mengadopsi inisiatif pembatasan harga. Wakil Perdana Menteri Alexander Novak menyebut pembatasan harga sebagai upaya intervensi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam prinsip-prinsip pasar bebas, dan menunjukkan bahwa politisasi bidang energi seperti itu hanya dapat menyebabkan kekurangan sumber daya di pasar.