Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Ingin Jadikan Tulungagung sebagai Ikon Ikan Mas Koki, Mendes Halim Optimistis Mendunia
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar meninjau pengembangan ikan mas koki produk Desa Sejahtera Astra di Desa Wajak Lor, Tulungagung, Jawa Timur, Minggu (12/3). (Foto: Kemendes)

Ingin Jadikan Tulungagung sebagai Ikon Ikan Mas Koki, Mendes Halim Optimistis Mendunia



Berita Baru, Tulungagung – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar ingin menjadikan Tulungagung sebagai ikon ikan mas koki. 

Menurutnya, dengan ikon yang mudah diingat dan mendunia seperti ikan mas koki, maka akan mempercepat nama Indonesia naik di pasar dunia.

“Saya harapkan di mana pun ikan mas koki dibudidayakan, maka di situ selalu pasarnya di luar adalah ikan mas koki Tulungagung,” kata Mendes Halim, saat melepas ekspor ikan mas koki produk petani Desa Sejahtera Astra di Desa Wajak Lor, Tulungagung, Jawa Timur, Minggu (12/3) lalu.

Menteri yang akrab disapa Gus Halim igu menyebut, ikan mas koki khas Tulungagung bisa dibudidayakan secara optimal dan terus diekspor ke manca negara.

“Saya berharap ekspor ini terus bisa dikembangkan oleh Pak Bupati dan oleh seluruh petani ikan mas koki di Tulungagung. Sampai terbangun sebuah persepsi yang masuk di warga kita semua, termasuk penerima ekspor ikan itu, bahwa ikan mas koki itu ya Tulungagung,” tandasnya.

Keberhasilan budidaya ikan mas koki ini diharapkan Mendes Halim bisa menjadi percontohan di tempat-tempat lain. Tentunya dengan menggunakan merek yang sama, yaitu ikan mas koki Tulungagung. 

“Ini harapan kita supaya nempel betul. Sehingga nanti ke depan dalam konteks ekspor itu, di Indonesia tiap-tiap daerah punya branding yang khas. Ikan mas koki dari Tulungagung,” urainya.

Lebih lanjut Mendes mengatakan, saat ini Tulungagung melepas ekspor 40.000 ekor ikan hias setiap bulannya. Namun jumlah tersebut masih kurang dikarenakan kebutuhan pasar yang cukup tinggi.

“Itu pun (kebutuhan ekspor) masih kurang, karena belum tersedia secara maksimal. Jadi Pak Bupati beserta warga masyarakat Tulungagung masih punya tanggung jawab untuk memenuhi kuota itu. Dan itu amat sangat menarik,” ujarnya.

“Karena kalau sekarang 40.000 ekor setiap bulan, kemudian naik 50.000, 60.000, itu berarti yang akan mendapatkan keuntungan nilai tambah ya warga masyarakat Tulungagung. Itu yang saya sebut sebagai upaya akselerasi ekonomi kita hari ini yang paling bagus memang ekspor,” sebut Gus Halim.

Menurut Gus Halim, permasalahan yang paling menonjol yang dihadapi dalam setiap pendampingan di warga masyarakat desa bukan bicara proses produksi, melainkan pasarnya. 

Oleh karena itu diharapkan dengan adanya sinergitas lintas kementerian dan lintas lembaga serta keterlibatan masyarakat dapat meningkatkan kebutuhan ekspor.

“Nah di sini pasar sudah ada, tinggal kemudian kita bersama-sama lintas kementerian, lintas lembaga bersama dengan Pak Bupati dan warga masyarakat Tulungagung untuk meningkatkan kebutuhan ekspor,” pungkas Mendes Halim.