Indonesia Terlalu Rentan Terhadap Gejolak Geopolitik
Berita Baru, Jakarta – Kemandirian ekonomi Indonesia menjadi sorotan tajam dalam menghadapi gejolak geopolitik, khususnya konflik antara Iran dan Israel. Bhima Yudisthira dari Celios menyoroti kurangnya investasi dalam energi baru dan terbarukan (EBT) serta dominasi impor pangan yang berpotensi merugikan ekonomi.
“Banyak hal luput dan berakibat fundamental ekonomi rapuh,” katanya dikutip dari Koran Jakarta, Senin (22/4/2024).
Sementara itu, Awan Santosa dari Mubyarto Institute menyoroti masalah struktural dalam transformasi sosial ekonomi Indonesia yang masih terkendala oleh kepentingan oligarki global dan domestik. Ini memperumit upaya mencapai kemandirian ekonomi yang sejati.
Di sisi lain, Manajer Riset Seknas Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Badiul Hadi, mengatakan dampak perang Iran-Israel akan berdampak pada situasi dunia seperti sektor energi dan ekonomi secara umum. Menurutnya, masyarakat tentu bertanya-tanya apa upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengantisipasi ketidakstabilan dunia.
“Sementara kita tahu, sebelum perang Iran-Israel, masyarakat Indonesia sudah menghadapi situasi yang pelik terutama di sektor pangan. Mahalnya harga beras, dan kebutuhan pokok,” urainya dikutip dari sumber yang sama.