Indonesia Cermati Keputusan Australia Bangun Armada Kapal Selam Bertenaga Nuklir
Berita Baru, Jakarta – Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan bahwa pihaknya prihatin dengan keputusan Australia membangun armada kapal selam bertenaga nuklir dengan bantuan AS dan Inggris menyusul tercapainya kesepakatan aliansi pertahanan baru ketiga negara tersebut.
“Indonesia mencermati dengan penuh kehati-hatian tentang keputusan Pemerintah Australia untuk memiliki kapal selam bertenaga nuklir. Indonesia sangat prihatin atas terus berlanjutnya perlombaan senjata dan proyeksi kekuatan militer di kawasan,” kata Kemenlu RI dalam pernyataan resminya, dikutip dari detik.com, Ju’mat (17/9).
Melalui Kemenlu, Indonesia mengingatkan pentingnya komitmen Australia untuk terus memenuhi kewajibannya mengenai non-proliferasi nuklir. “Indonesia mendorong Australia untuk terus memenuhi kewajibannya untuk menjaga perdamaian, stabilitas, dan keamanan di Kawasan sesuai dengan Treaty of Amity and Cooperation,” ujarnya.
Selain itu, Indonesia juga berharap Australia mengutamakan dialog untuk memecahkan perbedaan dengan damai. Indonesia menyebut penghormatan hukum internasional untuk menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan amat penting.
“Dalam kaitan ini, Indonesia menekankan pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional termasuk UNCLOS 1982 dalam menjaga perdamaian dan keamanan di Kawasan,” terang Kemlu RI.
Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden mengumumkan aliansi pertahanan Australia-AS-Inggris pada hari Rabu (15/9) waktu setempat, memperluas teknologi kapal selam nuklir AS ke Australia serta pertahanan dunia maya, kecerdasan buatan terapan, dan kemampuan bawah laut.
Dalam serangkaian wawancara media, Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison, mengatakan bahwa pemerintahnya bereaksi terhadap dinamika yang berubah di kawasan Asia-Pasifik di mana wilayahnya semakin diperebutkan dan persaingan meningkat.
Dalam wawancara dengan televisi Channel Seven, Morrison mengatakan Australia “sangat sadar” akan kemampuan kapal selam nuklir China dan investasi militer yang berkembang.