Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

India menolak target emisi nol karbon bersih sebelum COP26. Foto: AP.
India menolak target emisi nol karbon bersih sebelum COP26. Foto: AP.

India Menolak Target Emisi Nol Karbon Bersih Sebelum COP26, Kenapa?



Berita Baru, New Delhi – India menolak target emisi nol karbon bersih sebelum COP26, mengatakan bahwa lebih penting bagi dunia untuk menetapkan jalur untuk mengurangi emisi tersebut dan mencegah kenaikan suhu dunia.

India, penghasil gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia setelah China dan Amerika Serikat, berada di bawah tekanan untuk mengumumkan rencana target emisi nol karbon pada pertengahan abad atau sekitar itu pada konferensi iklim minggu depan di Glasgow.

Tetapi, pada Rabu (27/10), sekretaris lingkungan, Rameshwar Prasad Gupta mengatakan kepada wartawan bahwa mengumumkan target emisi nol karbon bersih bukanlah solusi untuk krisis iklim.

“Berapa banyak karbon yang akan Anda masukkan ke atmosfer sebelum mencapai nol bersih itulah yang lebih penting,” katanya, dikutip dari Al Jazeera.

AS, Inggris, dan Uni Eropa telah menetapkan tanggal target emisi nol karbon pada 2050, di mana pada saat itu mereka hanya akan mengeluarkan sejumlah gas rumah kaca yang dapat diserap oleh hutan, tanaman, tanah, dan teknologi penangkapan karbon embrionik.

China dan Arab Saudi sama-sama menetapkan target emisi nol karbon pada 2060, tetapi ini sebagian besar tidak berarti tanpa tindakan nyata sekarang, kata para kritikus.

Gupta menambahkan, antara sekarang dan pertengahan abad ini, AS akan melepaskan 92 gigaton karbon ke atmosfer dan Uni Eropa 62 gigaton. Sementara China akan menambahkan 450 gigaton.

Perwakilan dari hampir 200 negara akan bertemu di Glasgow, Skotlandia, dari tanggal 31 Oktober hingga 12 November untuk pembicaraan iklim guna memperkuat tindakan mengatasi pemanasan global berdasarkan Perjanjian Paris 2015.

Perdana Menteri India Narendra Modi akan menghadiri konferensi tersebut sebagai pertunjukan tentang bagaimana negara itu menanggapi perubahan iklim dengan serius, kata para pejabat.