Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Preman Pasar
Ilustrasi: istimewa

IKAPPI: Wakapolri Tidak Perlu Melibatkan Preman untuk Mengawasi Warga



Berita Baru, Jakarta – Ketua DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) DKI Jakarta Miftahudin mengatakan Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono, tidak perlu sampai melibatkan preman pasar dalam mengawasi aktivitas warga.

“Saya kira bapak Wakapolri tidak perlu sampai sejauh itu melibatkan preman pasar untuk mengawasi aktivitas warga, terutama di pasar-pasar. Jauh lebih efektif jika pengawasan itu dilakukan oleh paguyuban atau ketua-ketua blok pasar. Keterlibatan pedagang justru memperkuat disiplin pedagang,” kata Miftahudin dalam siaran pers, Sabtu (12/9).

Saat ini para pedagang pasar di DKI Jakarta sedang terpukul karena penurunan omset sekitar 60-70 persen akibat PSBB. IKAPPI juga menemukan ada kurang lebih sekitar 400 ribu pedagang pasar tradisional dan pedagang kaki lima di sekitar pasar yang mengalami dampak dari wabah pandemi.

“Mereka mengalami penurunan omset tidak sedikit,” lanjutnya.

Menurut Miftah, para pedagang saat ini sedang mencoba bangkit kembali dengan memulai aktivitas roda ekonomi mereka, mencari nafkah untuk keluarga. Namun tidak elok rasanya bila pada saat para pedagang mencari nafkah, aktivitas jual beli yang sedang berlangsung diawasi oleh para preman pasar.

“Tidak bisa kita pungkiri omset para pedagang memang turun drastis, mereka mencari nafkah untuk keluarga dirumah, tetapi kok malah diawasi preman? Jelas para pedagang pasar akan merasa terintimidasi dengan kehadiran para preman pasar mengawasi aktivitas mereka,” ujar Miftah.

IKAPPI DKI Jakarta mendorong agar pemerintah atau aparat keamanan (TNI – POLRI) menyiapkan langkah-langkah yang kongkrit. Para pedagang mengharapkan agar mereka dapat merasa terlindungi dan terayomi dengan baik.

IKAPPI DKI Jakarta juga merekomendasikan untuk melibatkan Pramuka atau Personil IKAPPI untuk membantu memberikan penyuluhan dan mengingatkan bahaya Covid-19 kepada para Pedagang di Pasar. 

“Dengan cara yang lebih Humanis ketimbang ide melibatkan Preman Pasar yang cenderung justru kurang Humanis dan tidak mengayomi para Pedagang. Pedagang sudah tertekan kami berharap kita semua membantu pedagang agar mampu melewati kondisi berat ini,” pungkas Miftah.

Sebelumnya Wakapolri berencana untuk memberdayakan preman pasar untuk membantu aparat keamanan TNI dan Polri dalam mengawasi aktivitas warga. Gatot berharap dengan demikian warga bisa lebih disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan.

“Kita berharap ada penegak disiplin internal di klaster pasar. Di situ kan ada jeger-jeger-nya di pasar, kita jadikan penegak disiplin,” kata Gatot di Mako Polda Metro Jaya, Kamis (10/9).