Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Hemat Bahan Bakar 35%, Menristekdikti Uji Konverter Kit DDF

Hemat Bahan Bakar 35%, Menristekdikti Uji Konverter Kit DDF



Berita Baru, Semarang – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengujiterapkan penggunaan Konverter Kit Diesel Dual Fuel (DDF) yang memungkinkan solar diesel digabung dengan bahan bakar gas (BBG).

Campuran solar dengan gas ini memungkinkan kapal 30 gross ton (GT), truk barang, dan truk engkel menghemat sepertiga hingga setengah biaya bahan bakar dibanding menggunakan solar murni.

“Kalau solar penggunaannya bisa 100 persen, dengan konverter kit ini ada penghematan sebesar 35 persen. Penghematan ini karena kita pakai LPG yang harga per kg mencapai Rp10 ribu,” kata Nasir dalam acara uji terap konverter kit DDF untuk kapal di atas 30 GT dan transportasi darat lainnya di Balai Besar Penangkapan Ikan (BPPI), pada Minggu (29/9).

Konventer Kit DDF ini diciptakan oleh Abdul Hakim Pane bekerja sama dengan Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan sudah dikembangkan dan dibiayai oleh Kemenristekdikti sejak 2016.

Menteri Nasir berharap konventer ini dapat dikembangkan tidak hanya mampu mencampur solar dengan Liquified Petroleum Gas (LPG) yang masih diimpor Indonesia, namun juga dapat mencampur solar dengan Compressed Natural Gas (CNG) dan Liquified Natural Gas (LNG) yang dapat diproduksi dari Blok Masela dan blok gas lain di Indonesia.

“Saya men- challenge ke penelitinya lagi, bisa tidak kalau kita tidak hanya pakai LPG tapi pakai CNG, compressed natural gas yang ini barang lokal, bukan barang import yang harga satu kilonya lebih murah lagi, hanya tiga ribu lima ratus. Kalau itu bisa dilakukan, penghematan yang dilakukan bisa di angka 60 persen,” ungkap Menristekdikti.

Dengan adanya teknologi ini, diharapkan mayoritas kapal dan truk dapat menggunakan campuran solar dan gas, baik LPG, CNG, maupun LNG. Menristekdikti menyampaikan kementeriannya akan berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) untuk menyediakan rantai pasokan (suppy chain) dari LPG, CNG, atau LNG bagi kapal dan truk. []