Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Indonesia Perlu Skenario Doomsday Pasca Covid-19
Direktur Environment Institute, Mahawan Karuniasa (Foto:Enviroment Institute)

Indonesia Perlu Skenario Doomsday Pasca Covid-19



Berita Baru, Jakarta – Pandemi virus corona (Covid-19) yang sudah mewabah hampir ke seluruh negara dunia menjadi tanda krisis global multidimensi atau Doomsday.

Beberapa data hasil penelitian diperkirakan akan Doomsday akan terjadi di akhir dekade ini.

Wakil Ketua DPR RI, Muhaimin Iskandar dalam sambutannya saat membuka Webinar Pembangunan dan Lingkungan mengatakan perlu evaluasi total pembangunan pasca Covid 19, pembangunan haruslah berbeda dari sebelumnya, pola pembangunan berkelanjutan perlu menjadi ujung tombak perubahan.

“Termasuk gagasan Omnibuslaw juga harus mampu menjawab tantangan ini,” papar pria yang akrab disapa Cak Imin, Kamis (07/5).

Webinar yang diselengarakan oleh Environment Institute bekerjasama dengan Radesa Institute dengan tajuk Indonesia Environment Talks 2020 membahas tentang pembangunan dan lingkungan pasca terjadinya pandemi Covid-19.

Direktur Environment Institute, Mahawan Karuniasa mengatakan tahun 2020-2030 menjadi amat penting bagi Indonesia untuk melakukan revolusi pola pembangunan, agar mampu bertahan menghadapinya.

Webinar tersebut juga dihadiri, San Afri Awang dari UGM, ekonom Faisal Basri, Dewi Kartika dari Konsorsium Pembaruan Agraria, dan Ibnu Multazam, anggota DPR RI Komisi 4.

“Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa zoonosis atau penyakit hasil transmisi dari binatang ke manusia mengalami peningkatan, salah satu faktor utamanya adalah berkurangnya keanekaragaman hayati, karena terjadinya deforestasi,” ujar Mahawan.

Perubahan Iklim

Selain deforestasi, Mahawan menjelaskan perubahan iklim juga berperan dalam meningkatkan jumlah penyakit zoonosis.

Menurutnya, kondisi lingkungan telah mengalami banyak perubahan. Saat ini manusia hidup dengan potensi wabah zoonosis yang lebih banyak.

“CO2 yang lebih tinggi di atmosfer, suhu permukaan bumi yang lebih tinggi, dan spesies yang lebih sedikit atau biodiversity yang lebih rendah,” paparnya.

Seperti diketahui, laniut Mahawan pada 1 Mei 2020 konsentrasi CO2 di atmosfer menembus rekor mencapai 418 ppm, dan suhu permukaan bumi pada tahun 2019 telah meningkat 1,10 Celcius dibandingkan tahun 1800 an.

Mahawan menilai, pembangunan di Indonesia masih tidak ramah lingkungan. Pasalnya semakin tinggi PDRB suatu provinsi, kualitas lingkungan hidup semakin menurun.

“Omnibuslaw juga mengindikasikan belum mendukung pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan,” tegasnya.

kendati demikian, menurut Mahawan ditengah banyaknya pekerjaan rumah urusan pembangunan nasional, Indonesia perlu memiliki skenario Doomsday.

“Sudah saatnya Indonesia memiliki skenario Doomsday atau krisis multidimensi yang mengancam eksistensi kehidupan manusia di planet Bumi,” pungkas Mahawan.