Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Harga Minyak WTI
(Foto: Sputnik / Boris Babanov)

Harga Minyak WTI Berada di Titik Terendah Selama 18 Tahun Terakhir



Berita Baru, Internasional – Tindakan karantina dan risiko kesehatan telah mengakibatkan penurunan ekonomi yang parah di beberapa negara di dunia. Salah satu yang terdampak adalah pasar minyak dunia, dimana harga minyak menukik akibat pandemi yang sedang berlangsung.

West Texas Intermediate (WTI) atau dikenal Texas Light Sweet merupakan kelas minyak mentah yang digunakan sebagai patokan dalam penentuan harga minyak. Pada minggu lalu, minyak mentah WTI diperdagangkan dengan harga USD28,18.

Namun pada tanggal 9 April kemarin, WTI telah turun menjadi USD19,59 yang mana harga itu merupakan harga terendah selama 18 tahun terakhir. Hal ini dikarenakan beberapa hari mereka mengalami rebound (titik balik) terus menurun.

Sementara itu, di London, Brent Crude diperdagangkan sebesar USD28,75, dan Ural Rusia diperdagangkan USD28,55, sementara keranjang OPEC berlaku USD21,18.

Harga Minyak WTI Berada di Titik Terendah Selama 18 Tahun Terakhir
Spesialis Michael McDonnell berada dibalik cermin memandang layar di posnya di lantai New York Stock Exchange, Jumat, 20 Maret 2015.

Berita itu muncul saat Internasional Energy Agency (IEA) atau Badan Energi Internasional memperkirakan bahwa permintaan minyak global akan turun dengan rekor 9,3 juta barel per tahun pada tahun 2020. Perkiraan itu juga mencatat bahwa harga diperkirakan akan pulih perlahan pada paruh kedua tahun ini.

Krisis OPEC

Ketegangan di sekitar pasar minyak meningkat pada bulan Maret ketika Arab Saudi membanjiri pasar dengan minyak murah karena kegagalan OPEC+ untuk menyetujui pengurangan produksi.

Namun pada hari Minggu, negara-negara OPEC dan non-OPEC mencapai kesepakatan baru untuk memangkas produksi minyak. Menurut perjanjian tersebut, pada bulan Mei, produksi minyak akan dipotong 7,7 juta bph selama enam bulan, hingga 31 Desember. Mulai Januari tahun 2021, output akan berkurang 5,8 juta bph hingga April 2022.


SumberSputnik News