Harga Minyak Melambung, Ini Komentar Idham Arsyad
Berita Baru, Jakarta – Naiknya harga minyak goreng belakangan ini telah memicu lahirnya komentar-komentar dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari Ketua Umum Gerakan Kebangkitan Petani dan Nelayan Indonesia (Gerbang Tani) Idham Arsyad.
Menurut Idham, berdasarkan rilis Gerbang Tani pada Kamis (20/1), kenaikan harga minyak goreng sebenarnya pemerintah bisa mengatasinya dengan mudah.
Hanya saja, pemerintah kurang tegas dalam menyusun kebijakan terkait kontrol terhadap stabilitas harga komoditas, termasuk bagaimana menjaga agar kebutuhan dalam negeri terpenuhi.
“Harusnya yang diutamakan adalah stok dalam negeri,” tegas Idham.
Idham menjelaskan melambungnya harga minyak goreng di Indonesia berkaitan dengan beberapa hal, yakni adanya penurunan produksi minyak goreng di Malaysia, penurunan produksi Canola Oil di Kanada, dan kebijakan subsidi.
Dua di awal menyebabkan adanya ketimpangan antara pasokan dan permintaan, sehingga dampaknya pada harga yang melangit.
Adapun terakhir, kata Idham, secara tidak langsung memicu para pengusaha minyak goreng di Indonesia lebih memilih menjualnya ke pasar internasional.
“Kita justru khawatir, karena ada aturan subsidi maka pengusaha lebih mengejar pasar internasional, toh dalam negeri dana itu bisa dipakai untuk menutup selisih yang tinggi,” jelas Idham.
Seperti diatur dalam Undang-Undang (UU) Cipta Kerja, Kebijakan subsidi memang dimungkinkan, namun Idham berpandangan bahwa bukan berarti itu menjadikan pemerintah mengabaikan faktor dan dampak lainnya.
“Apalagi di masa pandemi seperti ini. Ketika harga minyak naik, yang paling terdampak ya rakyat,” ungkapnya.
“Pemerintah seharusnya punya berbagai instrumen yang memungkinkan pengusaha berada dalam kontrol, tidak serta merta karena alasan pasar, rakyat terus dirugikan,” imbuh Idham.