Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kemah Rohis Jateng II
Ganjar Pranomo saat menjadi nara sumber Kemah Rohis Jateng II Virtual.

Hadiri Kemah Rohis Jateng II Virtual, Ganjar Pranowo: Islam itu bukan Arab, Islam itu Universal



Berita Baru, Jawa Tengah – Pada hari pertama Kemah Rohis Jateng II Virtual, Senin (21/12), Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) mengundang Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah) untuk berbicara tentang wawasan kebangsaan dan kebhinnekaan global melalui aplikasi Zoom Meeting.

Dalam diskusi yang dimoderatori oleh Mujtaba Hamdi (Direktur Wahid Foundation) tersebut, Ganjar memulai diskusi dengan menceritakan kisah yang dialaminya semasa kecil dulu saat Bulan Ramadan.

“Dulu, saat Bulan Puasa saya senang melihat orang-orang berbagi takjil di masjid-masjid atau langgar untuk berbuka puasa. Siapa pun yang ada di masjid, boleh untuk menikmatinya,” tutur Ganjar.

“Saat lebaran pun demikian. Tetangga-tetangga banyak yang berdatangan, mengucapkan selamat, saling mencicipi jajan, dan sebagainya, bahkan sampai sekarang pun, ada beberapa teman katolik yang masih mengucapkan selamat kepada saya ketika lebaran,” tambahnya.  

Apa yang dialaminya dulu, lanjut Ganjar, adalah bukti dari betapa Indonesia memiliki tradisi dan budaya yang sangat kaya.

“Sebagai manusia, manusia Indonesia terutama, ada dua hal yang bisa kita lakukan. Pertama, kita harus bangga atas kekayaan tradisi kita dan tentu harus menjaganya, sedangkan kedua, harusnya hanya dengan menjadi manusia saja, kita sudah bisa berbuat baik kepada siapa pun tanpa pandang agama,” jelasnya sambil berulang kali menyapa peserta Kemah Virtual.

Dalam acara yang didukung oleh Wahid Foundation dan dihadiri oleh sekitar 750 siswa dari SMA sederajat di Provinsi Jawa Tengah ini pun, Ganjar mengulas tentang radikalisme di Indonesia. Dia bahkan membeberkan trik untuk mengenali antara ajaran Islam yang damai, yang harus dianut, dan Islam keras, yang harus ditolak secara tegas.

“Islam itu pasti ramah. Islam itu ajaran kasih sayang. Bagi yang berteriak-teriak perang, penggal, dan sebagainya itu jelas bukan Islam, tetapi politik yang berjubah agama,” ujarnya.

“Sebenarnya mudah untuk mengenali mereka (lingkaran Islam radikal_red). Pertama, mereka tidak mau berbaur dengan masyarakat luas atau eksklusif. Kedua, mereka selalu menganggap salah siapa saja di luar mereka. Ketiga, mereka suka menyebar fitnah,” imbuhnya.  

Di sisi lain, dalam acara Kemah Virtual yang diselenggarakan selama dua hari (21-22/12) tersebut Ganjar juga memberikan beberapa rekomendasi konten agama daring yang para peserta bisa mengaksesnya melalui Youtube atau Instagram, yaitu Gus Mus, Gus Baha, Habib Lutfi, dan Gus Miftah.

Ia juga mewanti-wanti supaya para peserta secara khusus untuk berhati-hati dalam memiliki konten agama daring.

“Mulai hari ini, kita harus berhati-hati dalam memilih kiai, apalagi di dunia maya. Yang jelas, ketika ada yang suka marah-marah, menyalahkan sana-sini, bahkan sampai memenggal kepala, bisa dipastikan itu bukan mencerminkan nilai Islam. Islam itu kasih sayang. Dan dalam hal ini, haji bukanlah ukuran. Ukurannya adalah bagaimana kita bisa berbuat baik, saling menolong, kepada siapa pun yang membutuhkan,” jelas Ganjar.

Di akhir diskusi yang rencananya akan berjalan sampai besok (22/12) pukul 11.30 WIB ini, Ganjar Pranowo berharap kepada Rohis-Rohis di segenap sekolah di Jawa Tengah untuk memijakkan keislaman mereka pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan kesadaran bahwa Islam adalah kasih sayang.

“Islam itu bukan Arab, Islam itu universal dan Muslim adalah mereka yang mencintai tanah air. Hubbul wathan minal Iman,” pungkas Ganjar sebagai narasumber kelima hari ini, Senin (21/12).  

Di samping tema kebangsaan, sebagaimana tertulis dalam edaran jadwal resmi kegiatan Kemah Rohis Jateng II Virtual, acara ini juga mengusung tema-tema lain, meliputi Islam rahmatan lil alamin, penguatan literasi digital, manajemen Rohis, dan masih banyak lagi.