Hadiri Forum Sarasehan Virtual 100 Ekonom, Menko Luhut Dorong Hilirisasi untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
Berita Baru, Jakarta – Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan sampaikan pentingnya hilirisasi sebagai nilai tambah untuk mencapai tranformasi ekonomi Indonesia. Hal tersebut disampikan Luhut saat menghadiri forum sarasehan virtual 100 ekonom yang diadakan oleh Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) pada Selasa (15/9).
“Hilirisasi ini punya peran penting karena memberi nilai tambah yang sangat bagus, mulai dari pajak, pendidikan, hingga potensi UMKM. Kita kan tidak mau terus-terusan mengandalkan komoditas,” ujar Menko Luhut dalam acara tersebut,
Dalam forum bertemakan “Transformasi Ekonomi Indonesia Menuju Negara Maju dan Berdaya Saing,” Menko Luhut mengatakan bahwa sektor hilirisasi mineral juga cukup berkontribusi dalam menopang perekonomian Indonesia selama pandemi, bahkan hingga pandemi usai nanti. Hal ini dikarenakan sektor hilirisasi tidak terdampak terlalu dalam dan ekspor produk turunan yang dihasilkan dari pabrik pengolahan semakin menunjukkan dampak positif.
“Hilirisasi nikel ini akan kita kembangkan sampai ujungnya baterai lithium dan mobil listrik. Di tahun 2024 kita harap sudah produksi lithium battery tipe terbaru yaitu 811, dan ada recycling programm juga untuk baterai itu,” jelas Menko Luhut.
Kebijakan hilirisasi dengan pembangunan kawasan industri di beberapa wilayah juga telah turut meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah melalui potensi UMKM di sekitar kawasan industri tersebut.
“Orang sekarang ingin Green Product. Indonesia akan menjadi pemain penting dalam peta industri mobil listrik dunia. Ini juga termasuk komitmen Indonesia untuk mencapai Paris Agreement pada 2030. Nantinya di Eropa juga tidak akan membolehkan lagi combustion car,” tambahnya.
Untuk meningkatkan nilai tambah dari gasifikasi batubara, pemerintah cukup memberi perhatian besar dalam mendorong kebijakan hilirisasi. Terbukti dengan ditandatanganinya perjanjian kerja sama proyek industri Coal to Methanol (CTM) di Batuta Industrial Chemical Park di Bengalon, Kutai Timur dengan nilai sebesar 2 miliar dollar AS.
“Sekarang juga kita sangat fokus menyiapkan langkah untuk mengembangkan proyek energi terbarukan untuk mendukung pengembangan industri hijau, karena potensi kita juga ternyata sangat besar di sini. Jadi saya mau katakan, tidak ada alasan untuk kita tidak optimis bahwa negara ini akan menjadi negara besar,” tegas Menko Luhut.