Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Gus Nadir Sebut Hukum Musik Menurut Ulama Beragam

Gus Nadir Sebut Hukum Musik Menurut Ulama Beragam



Berita Baru, Jakarta – Belakangan beredar sebuah video yang memperlihatkan para santri menutup telinga saat divaksin menjadi perbincangan hangat warganet.

Tidak sedikit dari yang mengkritik dan bahkan menyebut radikal. Prilaku para santri ini dikaitkan dengan hukum haramnya mendengarkan musik.

Menurut Nadirsyah Hosen, hukum mendengarkan musik menurut pada ulama beragam. Ada ulama yang mengatakan haram dan juga ada ulama yang membolehkan mendengarkan musik.

Cendekiawan Muslim yang akrab disapa Gus Nadir menyampaikan, menjadi haram jika didengarkan oleh orang-orang yang sampai lalai terhadap waktu dan kondisi.

Tetapi, lanjutnya, ketika didengarkan untuk membangkitkan cinta tanah air, cinta kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW itu dibolehkan.

“Ilat keharamannya tidak terdapat disana. Jadi bukan musik yang larinya ke maksiat, bukan juga yang melalaikan, nah kenapa kemudian diharamkan,” kata Gus Nadir dalam tayangan live Instagram @yennywahid dengan dirinya @nadirsyahhosen_official, Senin (20/9).

Meski begitu, Gus Nadir mengajak masyarakat untuk tetap menghormati pendapat sebagian pihak yang mengatakan bahwa hukum mendengarkan musik adalah haram.

Hanya saja Gus Nadir menekankan untuk tidak menggeneralisasi masalah ini.

Rais Syuriah PCI (Pengurus Cabang Istimewa) Nahdlatul Ulama Australia dan New Zealand itu juga menilai saat ini umat Islam lebih suka meributkan persoalan fikih.

Ia menyebut, umat Islam perlu membedakan ranah masalah fikih dengan syariat.

“Kalau masalah syariat, misalnya puasa Ramadhan, siapa yang mengatakan puasa Ramadhan tidak wajib ya dia bermasalah. Atau siapa yang mengatakan bahwa salat subuh boleh dilakukan hanya dengan satu rakaat saja, orang itu jelas bermasalah dalam beragama,” tuturnya.

Tetapi jika di ranah fikih, menurut Gus Nadir, terdapat bayak perbedaan pendapat. Begitu juga pernah disampaikan Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang mengatakan saya tidak suka jika para sahabat Nabi itu tidak berbeda pendapat.

“Karena kita terbatas pilihan-pilihan kita, tetapi ketika ada perbedaan pendapat, itu menjadi keringanan untuk memilih pendapat mana yang lebih cocok,” pungkasnya.