Gus Ghofur Dorong Santri Masuk Dunia Politik
Berita Baru, Jakarta – Pengasuh Pesantren AL- Anwar Sarang Abdul Ghofur Maimoen menegaskan bahwa politik dalam islam memiliki keterhubungan yang sangat kuat bahkan tidak dapat dipisah.
“Politik itu sesuatu yang sangat integral di dalam islam, jadi aneh kalau kemudian orang menganggap islam dan politik itu bertentangan. Otoritas politik dengan otoritas keagamaan apabila kemudian dipisah, itu rasanya aneh,” kata Kiai Abdul Ghofur Maimoen.
Karena menurut pria yang akrab disapa Gus Ghofur itu, politik pada dasarnya memiliki tujuan yang sangat mulia yaitu mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia sehingga dapat berjalan dengan baik.
Hal itu ia sampaikan saat menjadi pembicara dalam acara Webinar Internasional Peringatan Hari Santri 2021, RMI-PBNU Santri Membangun Negeri, dengan tajuk Sudut Pandang Politik, Ekonomi, Budaya, dan Revolusi Teknolog secara daring melalui Zoom Meeting dan YouTube TV9 Official, Rabu (20/10).
Acara itu dihadiri juga oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Ketua RMI- PBNU Abdul Ghofar Rozin, PCI NU Australia Eva Fachrunnisa, Rois Syuriah PCI NU Amerika Serikat Ahmad Sholahuddin Kafrawi, dan Nadhirsyah Husein atau Gus Nadir.
“Secara bahasa sebetulnya politik, atau dalam bahasa arab siyasah maknanya sangat-sangat baik. Bahkan di dalam agama kita (islam) dulunya ada terminologi-terminologi yang sangat berkaitan dengan politik” ujarnya.
“Politik itu bagian dari buku-buku fiqih, tarikh, dalam buku syiar itu juga banyak kalimat-kalimat yang mengarah kepada politik. Ada banyak ulama yang menulis buku yang memang konsentrasinya di bidang politik,” tambah Gus Ghofur.
Gus Ghofur menyebut, dari terminologi yang dipahami politik sangat jelas artinya, yaitu mengurus atau mengorganisir urusan-urusan negara dan masyarakat di dalamnya, semua urusan masuk dalam ruang lingkup politik.
“Kalau kita mau menyimpulkan, gerakan keagamaan Nabi Muhammad itu hampir tidak bisa dipisahkan dengan wilayah politik,” jelasnya.
Atas dasar itulah Gus Ghofur menegaskan, kaum santri sebagai umat muslim harus berani mengambil dan berperan penting dalam dunia politik.
“Politik sebagai perebutan kekuasaan, konflik kepentingan harus dimasuki oleh santri. Karena siapa yang akan membela kepentingan NU, Santri dan kepentingan masyarakat secara umum kalau kita tidak masuk. Tapi harus dicatat, itu harus dilakukan secara adil,” tukasnya
Sebagai tambahan informasi, Webinar Internasional Peringatan Hari Santri 2021, Santri Membangun Negeri, oleh RMI-PBNU sesi kedua akan laksanakan pada hari, Kamis, 11 Oktober 2021, besok.
Dalam Webinar Internasional kedua nanti, pihak pelaksana menghadirkan Wakil Menlu RI Mahendra Siregar, Mendikbud-Ristek Nadiem Anwar Makarim, Ketua Ketua RMI- PBNU Abdul Ghofar Rozin dan lima pembicara lainnya.