Gugatan Iklim Pulau Pari menjadi Contoh Gerakan Keadilan Iklim Global
Berita Baru, Jakarta – Asmania, penggugat iklim dari Pulau Pari, Indonesia, menyerukan penurunan emisi besar-besaran kepada Holcim, raksasa industri semen, dalam konferensi internasional di Bonn, Jerman. Dalam konferensi yang diadakan pada bulan Juni 2024, Asmania mendesak Holcim untuk mengurangi emisinya hingga 69% pada tahun 2024.
“Asmania menegaskan dalam pidatonya, ‘Kami menyerukan kepada Holcim untuk menurunkan emisinya sebesar 69 persen sampai dengan tahun 2024,’” ungkapnya dalam siaran pers Walhi pada Minggu (21/7/2024).
Asmania menjelaskan bahwa krisis iklim yang dipicu oleh emisi perusahaan tersebut telah mengakibatkan kerugian signifikan pada mata pencaharian masyarakat Pulau Pari. “Krisis iklim telah menyebabkan kami kehilangan pendapatan dari budidaya ikan kerapu dan rumput laut,” jelasnya. Menurutnya, suhu air laut yang meningkat membuat ikan dan rumput laut mati, memaksa mereka untuk berhenti berbudidaya.
Selain itu, kerugian juga dialami dari sektor pariwisata akibat cuaca ekstrem dan banjir rob, yang menyebabkan banyak wisatawan membatalkan pemesanan. “Kerugian ini telah kami catat dan disampaikan ke pengadilan Zug, Swiss, sebagai bagian dari gugatan kami,” tambah Asmania.
Menurut Parid Ridwanuddin, Manajer Kampanye Pesisir dan Laut WALHI Nasional, gugatan ini merupakan langkah penting untuk keadilan iklim di Indonesia. “Gugatan Pulau Pari menjadi contoh penting untuk gerakan keadilan iklim, baik di Indonesia maupun global south,” ujar Parid.
Dukungan internasional untuk gugatan ini datang dari berbagai pihak, termasuk Yvan Maillard dari HEKS, yang menyatakan, “Sangat penting bagi masyarakat di negara-negara Selatan untuk mendapatkan akses terhadap keadilan, terutama terhadap perusahaan-perusahaan raksasa seperti Holcim.”
Theresa Mockel dari ECCHR juga menambahkan, “Gugatan ini mengungkap ketidakberlanjutan sistem ekonomi berbasis bahan bakar fosil dan menuntut tanggung jawab atas biaya yang ditimbulkan.”
Gugatan iklim Pulau Pari juga mendapat dukungan politik dari sejumlah aktor di Eropa dan Indonesia, mereka diantaranya:
- Alma Zadic (Menteri Keadilan, Austria)
- Delphine Klopfenstein Broggina (Anggota Parlement Partai Hijau, Swiss)
- Natalie Imboden (Anggota Parlemen Partai Hijau, Swiss)
- Isabelle Pasquier-Eichenberger (Anggota Parlemen Partai Hijau, Swiss)
- Petra Bayr (Anggota Parlemen Partai Hijau, Austria)
- Martin Litschauer (Anggota Parlemen Partai Hijau, Austria)
- Selin Öker (Anggota Parlemen Partai Hijau, Austria)
- Svenja Schulze (Menteri Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan Internasional, Jerman)
- Kathrin Henneberger (Anggota Parlemen Partai Hijau, Jerman)
- Saurlin Siagian (Komisioner Komnas HAM, Indonesia)
- Hari Kurniawan (Komisioner Komnas HAM, Indonesia)