Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Dalam foto yang disediakan oleh Kementerian Pertahanan Korea Selatan ini, roket berbahan bakar padat Korea Selatan diluncurkan di lokasi yang dirahasiakan di Korea Selatan, Rabu, 30 Maret 2022. Foto: Kementerian Pertahanan Korea Selatan via AP.
Dalam foto yang disediakan oleh Kementerian Pertahanan Korea Selatan ini, roket berbahan bakar padat Korea Selatan diluncurkan di lokasi yang dirahasiakan di Korea Selatan, Rabu, 30 Maret 2022. Foto: Kementerian Pertahanan Korea Selatan via AP.

Gawat! Drone Korea Utara Berhasil Memasuki Zona Larangan Terbang Kepresidenan Korea Selatan



Berita Baru, Seoul – Sebuah drone Korea Utara berhasil memasuki zona larangan terbang terbang radius 3,7 km (2,2 mil) di sekitar Kepresidenan Korea Selatan di Seoul.

Hal itu disampaikan oleh pejabat militer Korea Selatan kepada Kantor Berita Yonhap Korea Selatan pada hari Kamis (5/1).

“Itu [drone] terbang sebentar ke tepi utara zona, tetapi tidak mendekati fasilitas keamanan utama,” kata seorang pejabat militer tersebut.

Drone itu termasuk di antara lima kendaraan udara tak berawak Korea Utara yang melintasi perbatasan dan memasuki wilayah udara Korea Selatan pada 26 Desember.

Atas aksi itu, militer Korea Selatan mengerahkan jet tempur dan menyerang helikopter.

Militer tidak dapat menjatuhkan drone yang terbang di atas wilayah Korea Selatan selama berjam-jam.

Awalnya, Kepala Staf Gabungan Korea telah membantah bahwa salah satu pesawat tak berawak menyusup ke zona larangan terbang kantor kepresidenan.

Namun, pada hari Kamis (5/1), pihaknya menegaskan bahwa sebuah pesawat tak berawak telah melanggar ujung utara dari daerah aman tetapi tidak terbang langsung di atas daerah Yongsan, di mana kantor Presiden Yoon Suk-yeol berada.

Serbuan pesawat tak berawak telah memicu kritik terhadap pertahanan udara Korea Selatan pada saat Korea Utara menimbulkan ancaman yang semakin besar karena mengembangkan teknologi rudal balistiknya, termasuk peluncuran uji coba rudal dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun lalu.

“Serbuan drone telah menunjukkan kurangnya kesiapan Korea Selatan untuk mendeteksi, melacak, dan menembak jatuh drone kecil semacam itu,” kata Yonhap.

Presiden Korea Selatan memperingatkan pada hari Rabu (4/1) bahwa ia akan mempertimbangkan untuk menangguhkan pakta militer antar-Korea 2018 dengan Korea Utara jika drone melanggar wilayah udara negaranya lagi.

“Dia menginstruksikan kantor keamanan nasional untuk mempertimbangkan menangguhkan keabsahan perjanjian militer jika Korea Utara melakukan provokasi lain untuk menyerang wilayah kami,” kata sekretaris pers kepresidenan Kim Eun-hye.