G20 Indonesia Turut Menentukan Arah Kebijakan Ekonomi Dunia
Berita Baru, Bali – Melalui Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Indonesia, Indonesia turut menentukan arah kebijakan ekonomi dunia. Salah satu hasil konkretnya yaitu membantu ketersediaan pembiayaan bagi negara-negara rentan dan miskin melalui pembentukan Resilience and Sustainability Trust (RST) oleh International Monetary Fund (IMF).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dalam hal ini IMF menawarkan sebuah mekanisme kepada anggota IMF untuk bisa meminjamkan Special Drawing Right (SDR) miliknya.
SDR ini sebagai sumber yang dipakai oleh negara lain yang sedang mengalami krisis.
“USD81,6 miliar ini berasal dari anggota-anggota IMF yang terutama SDR-nya itu yang ekuivalen dengan pangsa atau share dari kepemilikannya di IMF itu dipinjamkan untuk bisa menalangi kebutuhan negara-negara miskin,” ungkap Menkeu dalam Konferensi Pers KTT G20 di Bali, Rabu (16/11), dikutip dari kemenkeu.go.id.
Lebih lanjut Menkeu mengatakan, negara yang berperan untuk meminjamkan SDR mereka yaitu negara yang yakin tidak akan menggunakannya dalam waktu dekat.
“Namun ini merupakan sesuatu yang diminta kepada negara-negara yang merasa yakin bahwa mereka tidak akan menggunakan SDR-nya dalam waktu dekat ini sehingga bisa digunakan negara lain,” pungkas Menkeu.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan G20 Indonesia di Bali telah berhasil mengesahkan Deklarasi Pemimpin G20 atau G20 Bali Leaders Declaration.
“Alhamdulillah hari ini kita dapat mengadopsi dan mengesahkan G20 Bali Leaders Declaration. Ini adalah deklarasi pertama yang dapat diwujudkan sejak Februari 2022,” kata Presiden Jokowi.
Presiden juga menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua yang hadir yang telah memberikan fleksibilitasnya sehingga deklarasi dapat disepakati dan disahkan.
“Saya juga ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh working groups dan engagement groups atas dedikasi, sumbangan pemikiran, dan kontribusinya bagi Presidensi G20 Indonesia,” ujar Presiden.
Selain deklarasi, Presidensi Indonesia juga menghasilkan concrete deliverables yang berisi daftar proyek kerja sama negara anggota G20 dan undangan. Proyek kerja sama tersebut yang akan membantu membumikan kerja G20 lebih dekat dengan rakyat.
“Memastikan G20 bermanfaat tidak saja untuk anggotanya, namun juga bagi dunia, dan utamanya negara-negara berkembang. Let us recover together, recover stronger,” kata Presiden.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden menyampaikan bahwa Presidensi G20 Indonesia dimulai dengan harapan untuk menyatukan niat bersama dalam mewujudkan pemulihan dunia yang inklusif dari pandemi. Berbagai tantangan-tantangan baru muncul yang bukan hanya menghambat pemulihan, namun juga dapat mengancam dunia terjerumus ke krisis yang lebih dalam.
“Sebagai Presidensi G20, Indonesia telah mengupayakan berbagai solusi terbaik selama satu tahun kepemimpinan,” ujar Presiden.