Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Dyah Roro Dorong Aksi Iklim Menuju Target Karbon Emisi Net Zero

Dyah Roro Dorong Aksi Iklim Menuju Target Karbon Emisi Net Zero



Berita Baru, Jakarta – Politisi Muda Dyah Roro Esti dorong aksi iklim menuju target karbon emisi net zero. Hal itu ia ungkap dalam forum Tri Hita Karana High-Level Climate Forum yang digelar dengan tema ‘Aligning Climate Action On Road to Net Zero Emission’.

Sebagai satu satunya Anggota Parlemen yang hadir, Dyah Roro mengapresiasi komitmen lintas sektoral dan lembaga terhadap pembangunan keberlanjutan. Ia menekankan bahwa perubahan iklim adalah hal yang nyata dimana dampaknya telah di rasakan di penjuru dunia, termasuk Indonesia.

“Setiap individu mempunyai peran penting untuk memitigasi fenomena tersebut,” kata Dyah Roro Esti, Anggota Komisi VII DPR RI, yang membidangi Energi, Industri, Riset dan Teknologi, dalam press release yang diterima Beritabaru.co, Sabtu (26/6).

Politisi partai Golkar ini fokus dalam merealisasikan target Nationally Determined Contributions (NDC), yaitu mengurangi gas rumah kaca sebesar 29% pada tahun 2030, sesuai amanat UU No. 16 Th. 2016.

“Sektor energi merupakan salah satu kontributor gas rumah kaca terbesar, maka RUU Energi Baru dan Terbarukan yang tengah di bahas di DPR RI, di harapkan mampu untuk membantu merealisasikan target tersebut,” tuturnya.

Dyah Roro mengungkap, RUU tersebut akan membantu membuat energi terbarukan lebih kompetitif di pasar energi nasional. RUU yang dimaksud, jelasnya, akan mencakup banyak hal seperti penetapan pajak karbon, skema carbon trading, dan mekanisme insentif lainnya yang diharapkan.

“Tidak hanya akan memudahkan transisi energi yang diperlukan untuk memenuhi target NDC termasuk 23% energi terbarukan pada tahun 2025, tetapi juga merupakan kesempatan untuk bertransisi ke ekonomi hijau,” kata Dyah Roro.

Dengan demikian, RUU itu juga membuka pintu untuk investasi asing langsung dan pada gilirannya menciptakan peluang pekerjaan baru dengan notaben green jobs. Untuk mendorong transisi energi, Dyah Roro turut menegaskan peran penting teknologi.

“Seperti penangkapan dan penyimpanan karbon atau carbon capture and storage, baterai untuk kendaraan listrik, hingga pada umumnya teknologi energi terbarukan yang perlu di terapkan di Indonesia,” ungkapnya.

Legislator Jawa Timur X itu menyebut, skema tersebut sejalan dengan target “Net Zero Emissions” yang sedang di gaungkan dunia. Yaitu berfokus pada karbon negatif, artinya, emisi yang diproduksi manusia bisa diserap sepenuhnya oleh alam sehingga tak ada yang menguap hingga ke atmosfer.

“Net Zero Emission menitikberatkan bahwa semua emisi gas rumah kaca yang bukan secara alamiah dihasilkan manusia dihentikan produksinya melalui langkah-langkah pengurangan, sehingga dapat mewujudkan sustainability dan iklim yang bersih di bumi,” katanya.

Menurut Dyah Roro, hal ini merupakan cita-cita semua negara yang dinegosiasikan lebih dari seperempat abad yang lalu hingga saat ini dibawah naungan Konvensi Perubahan Iklim PBB (United Nations Convention on Climate Change –UNFCCC).

“UNFCCC bersidang setiap tahun melalui Committee on Parties (COP), dan tahun ini COP ke 26 akan diselenggarakan di Glasgow, Inggris Raya,” ujarnya.

Terkait hal tersebut, Dyah Roro memandang bahwa perlu kerja sama dari semua pihak untuk bersama berkomitmen dan bekerja sama mewujudkannya.

“Saya rasa kerjasama kolektif menuju ke arah itu sangat penting sehingga dengan sendirinya akan mengubah cara kita menjalankan bisnis, mendorong ekonomi sirkular dan bagaimana kita dapat memperoleh pertumbuhan ekonomi melalui sistem yang tergolong lebih baik bagi lingkungan” ujar Dyah Roro.

Anggota Parlemen muda ini juga mengingatkan kita untuk bersama-sama bekerja sama atau “gotong royong” lintas sektor dan industri, dan memastikan bahwa kita semua memiliki visi yang sama untuk mewujudkan target tersebut.

Kegiatan ini dihadiri oleh Luhut Panjaitan (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI), Hon. John Kerry (U.S. Special Presidential Envoy for Climate), Mari Pangestu (Managing Director of Development Policy and Partnerships, World Bank), Jeffrey Sachs (President, United Nation Sustainable Development Solutions Network).

Selin itu juga hadir, Arifin Tasrif (Menteri ESDM), Suharso Monoarfa (Menteri Bappenas), Mahendra Siregar (Wakil Menteri Luar Negeri), Alue Dohong (Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan), Satya Widya Yudha (Anggota DEN RI), hingga stakeholder penting lainnya yang memiliki andil dalam climate action di Indonesia.