Disebut Berpotensi Menjadi Episentrum Penyebaran Covid-19, Yuri : Peraturan Sudah Banyak, Tinggal Patuhi Saja
Berita Baru, Jakarta – Senior Advisor on Gender and Youth to the WHO DG, Diah Saminarsih yang menyebutkan, Indonesia berpotensi menjadi episentrum baru penyebaran Covid-19 jika tidak segera melakukan kebijakan dengan baik.
Merespon hal itu, Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto mengatakan, saat ini pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) guna menghentikan penyebaran Covid-19.
“Nah itu (PSBB), apakah kita selama ini tidak melakukan pencegahan?,” kata Yurianto, Sabtu (11/4) seperti dikutip dari Kompas.com.
Menurut Yuri, untuk mencegah penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat, pemerintah sudah membuat berbagai aturan dan saat ini masyarakat harus mematuhi aturan tersebut.
“Peraturannya sudah banyak, tinggal dipatuhi saja. Banyak aturan kalau tidak ada yang mematuhi ya percuma,” ujarnya.
Sebelumnya disebutkan, setelah Amerika dan Eropa, Asia Tenggara berpeluang menjadi episentrum baru penyebarab Covid-19 jika hal ini tidak terkontrol.
Regional Director WHO kawasan Asia Tenggara mengeluarkan sebuah media briefing sebagai peringatan dan saran kehati-hatian untuk negara di Asia Tenggara.
Ia menyatakan gelombang episentrum wabah Covid-19 dari Amerika dan Eropa akan menuju Asia Tenggara.
Senior Advisor on Gender and Youth to the WHO DG, Diah Saminarsih mengatakan potensi pergeseran gelombang episentrum penyebaran ke wilayah Asia Tenggara ini bisa jadi sangat besar jika tidak terkontrol dari sekarang.
“Indonesia dan India, apabila epidemi tidak terkontrol di dua negara tersebut, maka kawasan Asia Tenggara menjadi episentrum baru (Covid-19) di dunia,” kata Diah.
Diah menyebutkan, episentrum penyebaran saat ini ada di Amerika dan Eropa. Di Amerika Serikat, angka kematian bahkan bisa mencapai sekitar 1.000 kematian per hari.
“Kita tentu ingin menghindari ini terjadi di kawasan Asia Tenggara, termasuk menghindari ini terjadi di Indonesia,” katanya.
Oleh karena itu, Diah menghimbau agar Indonesia sebagai negara yang “terlambat” terinfeksi virus corona bisa mengambil pelajaran akan hal-hal yang dilakukan di negara lain.