Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Diduga Disabotase, Kabel Telekomunikasi di Prancis Putus

Diduga Disabotase, Kabel Telekomunikasi di Prancis Putus



Berita Baru, Internasional – Beberapa perusahaan telekomunikasi di Prancis telah melaporkan gangguan pada layanan internet dan telepon seluler mereka setelah kabel optik yang digunakan untuk transfer data terputus di beberapa wilayah negara tersebut. Serangan itu memengaruhi apa yang disebut kabel ‘tulang punggung’, yang digunakan untuk menghubungkan berbagai wilayah di negara itu, mentransmisikan data dalam jumlah besar dan dianggap sebagai infrastruktur penting.

Seperti dilansir dari Sputnik News, pemotongan dilakukan pada garis tulang punggung yang membentang antara Paris dan Lyon dan antara Paris dan Strasbourg.

Setidaknya dua operator telekomunikasi Prancis, Free dan SFR, melaporkan pemotongan serat di wilayah Paris dan Lyon.

“Serangan itu terjadi semalam pada pukul 4:00 pagi (0200 GMT). Tim kami telah bekerja sejak pagi ini,” kata juru bicara Free.

Sekretaris Negara Prancis untuk Sektor Digital, Cédric O, mengkonfirmasi pemotongan beberapa kabel serat optik di wilayah Paris. Kantor kejaksaan Paris telah membuka penyelidikan atas dugaan sabotase kabel internet. Badan intelijen internal Prancis DGSI akan membantu penyelidikan.

Dia menambahkan bahwa hal itu akan mempengaruhi layanan tetap dan seluler. Namun, Bouygues Telecom dan Orange, penyedia layanan terbesar di Prancis, melaporkan tidak ada gangguan pada layanan mereka, mungkin karena ketergantungan pada kabel berbeda sehingga tidak terpengaruh. Free dan SFR mengatakan mereka akan memindahkan layanan mereka ke rute data yang berbeda untuk memulihkan fungsionalitas sementara karena teknisi mereka sedang bekerja untuk memperbaiki kerusakan pada kabel.

Sebuah sumber keamanan anonim mengatakan dalam sebuah wawancara dengan AFP bahwa Prancis belum pernah menghadapi serangan terhadap infrastruktur internet kritis sebesar itu sebelumnya. Sumber itu menambahkan bahwa Paris saat ini tidak tahu siapa yang bertanggung jawab.