Daryono: Gempa Garut Karakternya Miskin Susulan
Berita Baru, Jakarta – Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan bahwa gempa berkekuatan magnitudo 6,1 yang mengguncang Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (3/12) pukul 16.49 WIB, disebabkan aktivitas lempeng Indo-Australia.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas dalam lempeng Indo-Australia (intraslab),” kata Daryono dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/12).
Lebih lanjut ia menjelaskan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser atau strike-slip.
“Gempa Garut tidak ada kaitan dengan gempa garut, beda sumber. Gempa garut akibat patahan dalam slab lempemg australia yag menunjam ke bawah jabar di kedalaman 109 km. Gempa ini kita menyebutnya Intraslab Earthquake,” tuturnya.
Sebelum BMKG melaporkan gempa Garut berkekuatan magnitudo 6,4 (diperbaharui menjadi M6.1) yang mengguncang Kabupaten Garut, Jawa Barat tersebut tidak berpotensi tsunami.
Pusat gempa Garut berada di darat, tepatnya 52 kilometer barat daya Kabupaten Garut. BMKG mencatat gempa itu terjadi pukul 16.49 WIB.
Titik koordinatnya berada pada 7.51 lintang selatan-107.52 bujur timur, dengan Kedalaman 118 Km (diperbaharui menjadi 109 km). Selain mengguncang Garut, gempa tersebut juga dirasakan di Ciamis, Kalapanunggal, Sumur, Tasik, Pamoyanan, hingga Panimbang.
Dalam situsnya, BMKG meminta masyarakat hati-hati terhadap kemungkinan gempabumi susulan yang mungkin terjadi. “Gempa garut ini karakternya miskin gempa susulan (lack of aftershocks),” pungkas Daryono.