Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Foto: OCHA.
Foto: OCHA.

Darurat Bencana! Banjir Sudan Tewaskan Lebih dari 100 Orang



Berita Baru, Khartum – Banjir yang dipicu oleh hujan lebat berhari-hari di Sudan menyebabkan kehancuran di Sudan, dengan lebih dari 100 orang tewas dan ribuan orang terkena dampak banjir hingga status darurat bencana dikeluarkan pemerintah di enam (6) provinsi paling terdampak.

Juru bicara Dewan Nasional Pertahanan Sipil Sudan, Brigjen. Jenderal Abdul-Jalil Abdul-Rahim mengatakan pada hari Rabu (31/8) bahwa banjir bandang yang dipicu oleh hujan lebat di sebagian besar wilayah Sudan menewaskan sedikitnya 100 orang sejak awal musim hujan pada Mei.

Abdul-Rahim juga menambahkan hujan deras, yang dimulai lebih awal dari biasanya tahun ini, juga melukai sedikitnya 96 lainnya.

Abdul-Rahim mengatakan sekitar 27.600 rumah “hancur total” dan sekitar 42.000 lainnya “rusak sebagian.”

Sementara itu, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan sedikitnya 258.000 orang telah terkena dampak banjir di 15 dari 18 provinsi di Sudan.

PBB juga melaporkan bahwa hujan mengguyur banyak desa dan menyebabkan puluhan ribu hektar tanah tergenang.

Pihak berwenang telah mengumumkan keadaan darurat di enam provinsi yang terkena dampak parah.

Wilayah Darfur barat dan provinsi Sungai Nil, Nil Putih, Kordofan Barat dan Kordofan Selatan termasuk di antara daerah yang paling parah terkena dampak, menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB.

“Gezira adalah salah satu negara bagian di mana pemerintah telah menyatakan bencana. Puluhan desa telah terendam di sini sejak awal musim hujan, membuat ratusan keluarga kehilangan tempat tinggal,” kata seorang saksi mata dari kantor berita Al Jazeera, Hiba Morgan,

Morgan menambahkan bahwa banyak orang telah mencari perlindungan di tanah yang lebih kering, tetapi mengatakan bahwa mereka belum menerima bantuan apa pun.

“Kami terbangun karena air masuk ke rumah dan mengeluarkan apa yang kami bisa. Setiap jam kita mendengar sebuah rumah runtuh, atau sistem pembuangan kotoran runtuh atau tembok runtuh. Tidak ada yang tersisa,” kata Adam Ismail, seorang warga Wad Alnaeim, kepada Al Jazeera.

Ismail menambahkan, dia telah menunggu air surut agar dia dan ibunya bisa kembali dan membangun kembali rumah mereka. Dua minggu kemudian, dia tidak yakin berapa lama waktu yang dibutuhkan.

“Musim hujan telah digambarkan oleh banyak orang sebagai salah satu yang terburuk yang pernah mereka lihat, dan hujan deras telah mempengaruhi hampir seluruh negara,” kata Morgan.

Musim hujan di Sudan biasanya dimulai pada bulan Juni dan berlangsung hingga akhir September, dengan puncak banjir pada bulan Agustus dan September.