CIA akan Meluncurkan Pusat Misi Baru untuk Mengatasi Ancaman dari China
Berita Baru, Internasional – Central Intelligence Agency (CIA) akan mengadakan pertemuan mingguan, membahas ancaman yang ditimbulkan oleh China setelah peluncuran pusat misi China yang baru, kata Direktur CIA, William Burns dalam sebuah wawancara di Universitas Stanford pada hari Rabu (20/10).
“Kami menggerakkan semacam proses peninjauan yang lebih formal untuk menghasilkan rekomendasi yang bijaksana di China, dengan menciptakan satu pusat misi China. Saya akan segera memulai pertemuan mingguan yang hanya berfokus pada pusat misi itu di China,” kata Burns.
Seperti dilansir dari Sputnik News, awal bulan ini CIA akan meluncurkan pusat misi baru untuk mengatasi tantangan global yang ditimbulkan oleh China yang melintasi semua area misi badan tersebut, kata Burns
Namun, mantan analis dan petugas CIA Philip Giraldi mengatakan kepada Sputnik bahwa membuat pusat misi dapat menyebabkan pemikiran yang menyesatkan, yang berdampak pada seluruh proses penilaian intelijen.
Ketika ditanya apa ancaman teknologi terbesar bagi Amerika Serikat, Burns berkata, “Saya pikir dalam hal kapasitas di berbagai teknologi, saya pikir China mungkin adalah ancaman saat ini.”
“Tetapi saya tidak akan pernah meremehkan kapasitas kepemimpinan Rusia untuk menggunakan berbagai alat siber secara asimetris dengan sangat baik untuk memengaruhi segala sesuatu mulai dari disfungsi politik kita sendiri di negara ini hingga aktor yang bertanggung jawab atas serangan terhadapaset terpenting kami,” tambahnya.
Pada hari Rabu, Departemen Perdagangan mengumumkan peraturan penjualan perangkat lunak peretasan ke China, Rusia, dan negara-negara lain yang tanpa lisensi dari Biro Industri dan Keamanan Departemen.
Barat telah berulang kali menuduh Rusia dan China melakukan serangan siber yang menargetkan pemerintahnya, klaim yang dengan segera dibantah oleh kedua negara dengan menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dalam masalah tersebut.
Sementara Moskow mengeluh bahwa proposalnya untuk melibatkan Barat dalam dialog keamanan siber tidak mendapat tanggapan positif.