Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Cardi B
Cardi B kembali berkomentar mengenai isu politik terkini, yakni konflik antara Ukraina dan Rusia (NYTimes/Amy Lombard)

Cardi B Kritik Pemimpin Dunia Atas Penanganan Krisis Ukraina: Pikirkan Pihak yang Terdampak



Berita Baru, Internasional – Rapper Cardi B membagikan pendapatnya tentang konflik Ukraina dan Rusia yang memuncak akhir-akhir ini. Ia mengkritik para pemimpin dunia yang salah fokus dalam penyelesaian problem tersebut.

Hal ini bermula dari seorang penggemar yang menandai Cardi di Twitter dan mempertanyakan komentarnya mengenai konflik tersebut. Penggemar itu merujuk pada sebuah berita tentang serangan militer terbaru dari Rusia ke Ukraina, yang telah mendorong para pemimpin dunia termasuk Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk mengumumkan sanksi baru terhadap Moskow.

Dalam tweet yang diunggahnya pada Selasa (22/2) kemarin, Cardi B mengutarakan harapannya bagi pemimpin dunia. “Semoga para pemimpin dunia ini berhenti terpengaruh kekuasaan dan benar-benar memikirkan [siapa] yang benar-benar terdampak (warga) apalagi seluruh dunia dalam krisis,” tulis Cardi.

“Perang, sanksi, invasi harus menjadi hal terakhir yang harus dikhawatirkan oleh para pemimpin ini,” imbuh penyanyi yang pernah berduet dengan Maroon 5 dan Bruno Mars itu.

Suara Aktif Cardi B

Kicauan Cardi B bukan hal yang asing lagi. Ia memang dikenal kerap menggunakan media sosial sebagai sarana berbagi sudut pandang mengenai berita terkini, serta mempromosikan musik dan proyeknya. Penyanyi bernama asli Belcalis Almanzar itu bahkan pernah menyatakan minatnya dalam politik.

Tahun 2020, Cardi mengungkapkan ambisinya untuk memasuki ranah politik. Hal ini tergambar dari tweet-nya saat itu berbunyi, “Saya ingin menjadi politisi. Saya sangat menyukai pemerintahan meski saya tidak setuju dengan pemerintah.”

Cardi B
Cardi saat muncul bersama suaminya, Offset, di tengah publik (Instagram @iamcardib)

Di lain waktu, ia juga menulis, “Saya merasa jika saya kembali sekolah dan fokus, saya dapat menjadi bagian dari Kongres. Saya memiliki begitu banyak ide yang masuk akal. Saya hanya perlu beberapa tahun sekolah dan saya dapat mengguncang meja,” ujarnya.

Dia juga turut mempromosikan ide-ide kampanye dari mantan kandidat presiden Amerika Serikat tahun 2015, Bernie Sanders, yang saat itu maju mewakili Konvensi Partai Demokrat.

Cardi juga menyuarakan dukungan bagi Alexandria Ocasio-Cortez, saat politikus dan guru asal Amerika Serikat itu mencalonkan diri sebagia Perwakilan Kongres di New York.

Namun pada tahun lalu, Cardi mulai berhenti mengomentari masalah sosial. Ketika ditanya, ia mengatakan dirinya jengah dengan reaksi dari kedua kubu politik.

Akar Konflik Rusia-Ukraina

Ketegangan dua negara ini muncul sejak 2013 akibat faktor kesepakatan politik dan perdagangan dengan Uni Eropa, sebagaimana dilansir dari Detik.

Mantan Presiden Ukraina yang dikenal dengan pro-Rusia, Viktor Yanukovych, menolak perjanjian dengan Uni Eropa demi menjaga hubungan dekat dengan Moskow. Penolakan itu justru mengakibatkan protes dari publik sehingga Viktor dibuat mundur pada 2014.

Viktor Yanukovych Vladimir Putin
Kedekatan Viktor Yanukovych dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (AFP-BBC)

Di tahun yang sama, Rusia merebut wilayah Krimea di Ukraina Selatan dengan alasan Rusia membela kepentingan warga negara yang berbahasa Rusia. Ribuan tentara berbahasa Rusia diakui Moskow sebagai tentara Rusia dan menempati semenanjung Krimea. Hal ini dipandang sebagai tindakan tidak sah yang dilakukan oleh Rusia.

Ketegangan bergulir hingga 2021 lalu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebutkan bahwa suasana di perbatasan sudah semakin buruk, karena senjata telah dipasok ke Ukraina oleh Amerika Serikat dan negara anggota NATO lainnya. Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba memperingatkan, kudeta yang mungkin direncanakan berpotensi menjadi rencana Rusia jelang invasi militer.

Di sisi lain, Ukraina tengah menghadapi krisis energi dan problem ekonomi yang semakin parah, di tengah tantangan internal negaranya dalam menghadapi gelombang COVID-19.