Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

BRICS
Foto yang diabadikan pada 23 Oktober 2024 ini menunjukkan logo Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-16 di pusat media KTT tersebut di Kazan, Rusia. (Xinhua/Shen Hong)

BRICS Jadi Wadah Suara Negara Berkembang di Kancah Global



Berita Baru, Rusia – Dinamika pertumbuhan kelompok BRICS (Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) serta meningkatnya minat untuk bergabung dari negara-negara berkembang mencerminkan kebutuhan dunia akan platform alternatif untuk membahas isu-isu global. Seperti disampaikan oleh Victoria Fedosova, Wakil Direktur Institut Penelitian dan Prakiraan Strategis di Universitas Persahabatan Rakyat Rusia, dikutip dari laman Xinhua News pada Selasa (29/10/2024), ia menilai bahwa BRICS menjadi wadah bagi negara-negara Global South dan emerging markets untuk menyuarakan pandangan mereka.

“Perubahan keseimbangan kekuatan dan semakin besarnya potensi ekonomi negara-negara berkembang menuntut representasi kelembagaan yang adil di kancah global,” ujar Fedosova. Menurutnya, pembentukan BRICS menjawab permintaan ini, yang ditunjukkan dengan dukungan dan pengaruh yang semakin besar dalam setiap pertemuan tingkat tinggi, seperti yang baru-baru ini berlangsung di Kazan, Rusia.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS di Kazan menjadi ajang diskusi isu-isu strategis, seperti perdamaian dunia, reformasi tata kelola global, pembangunan, dan struktur keuangan internasional. BRICS menegaskan perannya bukan sebagai oposisi terhadap negara-negara lain, melainkan sebagai platform untuk menjaga kedaulatan anggotanya dalam berbagi pandangan mengenai dasar-dasar politik tatanan dunia. Keikutsertaan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam KTT ini semakin menekankan bahwa dunia memerlukan wadah dialog alternatif.

“BRICS menegaskan komitmennya untuk mempertahankan peran sentral Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam sistem internasional,” tambah Fedosova.

KTT tersebut juga menggarisbawahi prioritas pembangunan dengan fokus pada penyempurnaan New Development Bank (NDB) sebagai alat investasi bagi negara anggota. “Proyek dan rencana saat ini menunjukkan potensi besar BRICS untuk mengatasi ketidakseimbangan pembangunan yang sudah berlangsung selama 80 tahun,” tutur Fedosova.

Selain itu, BRICS berupaya mengatasi dominasi dolar AS dalam arsitektur keuangan internasional, yang dinilai memberikan keuntungan sepihak bagi Barat. Langkah-langkah menuju sistem keuangan yang lebih terlindungi dan independen dari dolar semakin mengemuka, termasuk gagasan pembentukan bursa komoditas independen yang menggunakan mata uang nasional.

Di luar aspek ekonomi, BRICS juga berencana memperkuat interaksi kemanusiaan dan budaya, terutama di kalangan universitas dan lembaga penelitian, yang menurut Fedosova akan “memperkuat hubungan horizontal di antara para elite intelektual yang berperan dalam pengambilan keputusan negara-negara BRICS.”

Dengan metodologi baru untuk mendukung dunia multipolar yang adil dan aman, Fedosova menekankan bahwa konsep-konsep dasar dan kerangka kerja yang jelas dalam mekanisme BRICS akan semakin meningkatkan daya tariknya sebagai platform global yang inklusif.