Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Hong Kong
Demonstrasi Hong Kong nampak terus berlanjut dan dikhawatirkan mengganggu stabilitas ekonomi.

Berenberg: Hong Kong Ancaman Geopolitik Terbesar Bagi Pasar



Berita Baru, Internasional – Kerusuhan sipil panjang yang sedang berlangsung di Hong Kong adalah ancaman geopolitik terbesar bagi pasar global. Hal itu sebagaimana disampaikan Kepala Ekonom di Berenberg, Holger Schmieding kepada CNBC, Kamis (29/11).

Berbicara kepada CNBC Street Signs Europe, Holger Schmieding mengatakan: “Skenario terburuk itu cukup jelas setelah Presiden Donald Trump menandatangani dua tuntutan yang mendukung para pemrotes di Hong Kong.”

Menurutnya, langkah itu memicu ketegangan antara Washington dan Beijing hingga muncul tuduhan dari Kementerian Luar Negeri China bahwa AS memiliki niat jahat.

“Hong Kong saat ini adalah risiko geopolitik terbesar di luar sana untuk pasar,” kata Schmieding.

Ia menalnjutkan, jika situasi di Hong Kong semakin. Kemudian terjadi invansi militer China, maka hampir tidak mungkin AS serta Uni Eropa mau membuat kesepakatan dagang dengan China.

“Sehingga (hal itu) akan memperpanjang penurunan industri global yang disebabkan oleh ketegangan perdagangan,” terangnya.

AS dan China telah menegosiasikan kesepakatan perdagangan ‘fase satu’ sejak Oktober. Negosiasi itu dimaksudkan sebagai jalur menuju perjanjian yang lebih komprehensif untuk mengakhiri perang dagang selama berbulan-bulan antara keduanya.

Pasar telah mengalami volatilitas selama berbulan-bulan di tengah berbagai sinyal seputar kenaikan tarif dan pembicaraan perdagangan antara Tiongkok dan AS.

Meskipun Schmieding memperingatkan tentang bahaya situasi di Hong Kong yang berdampak pada kesepakatan fase satu. Ia memperkirakan skenario terburuk itu tidak akan terwujud.

“Sejauh ini perilaku China di Hong Kong menunjukkan bahwa Beijing jelas menyadari risiko, dan menilai berdasarkan peristiwa sejauh ini, Beijing masih memiliki prioritas menjaga ekonominya sendiri dari kejadian perang dagang yang berkepanjangan,” jelasnya.

“Saya tidak berpikir Presiden Trump menandatangani RUU ini benar-benar harus memiliki efek yang signifikan. Kita tahu AS dan China, China dan dunia Barat, berbeda dalam hal hak asasi manusia, ketika datang ke demokrasi, dan perbedaan ini tidak akan hilang,” tambahnya.

Dalam pandangan dan harapan Schmieding, konflik itu hanya pertengkaran sederhana, tidak ada yang akan membawa China menjauh dari gambaran besarnya.

“(China) akan melindungi ekonominya sendiri dengan menemukan kesepakatan dengan AS,” pungkasnya.

Sumber : cnbc.com