Atasi Kemiskinan Tak Cukup dengan Bansos
Berita Baru, Jakarta – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, menyatakan bahwa untuk mengatasi masalah kemiskinan, tidak cukup hanya dengan memberikan bantuan sosial (bansos) saja. Program pemberdayaan ekonomi masyarakat harus ditingkatkan, salah satunya melalui penanaman pola pikir mandiri.
“Ini selalu saya tekankan masalah mental dan pola pikir. Jangan sampai nyaman istilahnya selalu berada di posisi tangan di bawah,” kata Risma seperti dikutip dari Antara, Rabu (3/5/2023).
Menurutnya, penting untuk memperbaiki lingkungan masyarakat agar dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Oleh karena itu, pihaknya telah menyediakan fasilitas rumah susun (rusun) dan mendorong balai di Kementerian Sosial (Kemensos) bagi masyarakat, terutama bagi disabilitas, lansia, dan orang yang membutuhkan pelatihan dan pendampingan.
“Di rusun misalnya ada perpustakaan. Ini dalam memengaruhi pola pikir lingkungan daripada anak,” jelasnya.
Selain itu, Risma juga mengadakan program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) untuk memberdayakan ekonomi masyarakat. Program ini telah membantu sekitar 2.000 orang keluar dari penerima bansos.
Program ini diadopsi dari program Pahlawan Ekonomi semasa dirinya menjabat sebagai Walikota Surabaya. PENA menawarkan dukungan penguatan usaha serta penguatan produksi dengan jumlah bantuan sebesar 6 juta rupiah per Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
“PENA sudah berjalan optimal. Banyak yang sudah menjadi pahlawan ekonomi,” katanya.
Risma menambahkan bahwa beberapa kriteria untuk menjadi penerima manfaat PENA adalah penerima bansos aktif, usia produktif 20-40 tahun, tidak ada lansia dan disabilitas dalam Kartu Keluarga, serta memiliki rintisan usaha atau rencana pembuatan usaha. Menurutnya, program PENA akan membantu menyaring KPM yang benar-benar membutuhkan bansos dengan yang tidak.