Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Warga negara Italia menaiki pesawat C130 Angkatan Udara Italia saat dievakuasi dari Khartoum, Sudan, dalam foto tak bertanggal yang diperoleh Reuters pada 24 April 2023. Foto: Ministero della Difesa/HO/Reuters.
Warga negara Italia menaiki pesawat C130 Angkatan Udara Italia saat dievakuasi dari Khartoum, Sudan, dalam foto tak bertanggal yang diperoleh Reuters pada 24 April 2023. Foto: Ministero della Difesa/HO/Reuters.

AS Desak Faksi Sudan Setuju Genjatan Senjata Saat Warga Luar Dievakuasi



Berita Baru, Khartoum – Pada Senin (24/4), Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa faksi-faksi yang bertikai di Sudan menyetujui gencatan senjata 72 jam dengan negara-negara Barat, Arab, dan Asia berlomba untuk mengeluarkan warganya dari negara itu.

Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengatakan kesepakatan gencatan senjata itu menyusul dua hari negosiasi yang intens dan akan dimulai pada Selasa (25/4).

Kedua belah pihak tidak mematuhi beberapa kesepakatan gencatan senjata sementara selama seminggu terakhir.

Pertempuran meletus antara angkatan bersenjata Sudan (SAF) dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) pada 15 April.

Konflik itu tercatat telah menewaskan sedikitnya 427 orang, menghancurkan rumah sakit dan layanan lainnya serta mengubah daerah pemukiman menjadi zona perang.

“Selama periode ini, AS mendesak SAF (Angkatan Bersenjata Sudan) dan RSF untuk segera dan sepenuhnya menegakkan gencatan senjata,” kata Blinken dalam sebuah pernyataan dilansir dari Reuters.

“Untuk mendukung penghentian pertempuran yang tahan lama, Amerika Serikat akan berkoordinasi dengan mitra regional dan internasional, dan pemangku kepentingan sipil Sudan,” imbuhnya.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa kekerasan di negara yang mengapit Laut Merah, Tanduk Afrika, dan wilayah Sahel “berisiko menimbulkan bencana besar … yang dapat melanda seluruh wilayah dan sekitarnya”.

Dewan Keamanan merencanakan pertemuan di Sudan pada hari Selasa (25/4).

Puluhan ribu orang, termasuk warga Sudan dan warga dari negara tetangga, telah melarikan diri dalam beberapa hari terakhir, termasuk ke Mesir, Chad, dan Sudan Selatan, meskipun ada ketidakstabilan dan kondisi kehidupan yang sulit di sana.

Pemerintah asing telah bekerja untuk membawa warga negara mereka ke tempat yang aman.

Satu konvoi 65 kendaraan membawa lusinan anak di antara ratusan diplomat dan pekerja bantuan dalam perjalanan sejauh 800 km (500 mil), 35 jam dalam panas terik dari ibu kota Khartoum yang diperangi ke Port Sudan di Laut Merah.