Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Antisipasi Eskalasi Skala Penuh China, Taiwan Percepat Konstruksi Prototipe Kapal Selamnya

Antisipasi Eskalasi Skala Penuh China, Taiwan Percepat Konstruksi Prototipe Kapal Selamnya



Berita Baru, Internasional – Pemerintah Taiwan telah menginstruksikan percepatan pembangunan prototipe kapal selam yang dikembangkan di dalam negeri di tengah memanasnya hubungan dengan China daratan.

“Kami berharap untuk mempercepat pembangunan kapal”, kata sumber militer seperti dikutip dari laporan Sout China Morning Post, Minggu (5/12).

Seperti dilansir dari Sputnik News, pasukan angkatan Taiwan kemungkinan akan menerima kapal selam pertama pada tahun 2024, setahun lebih cepat dari yang dijadwalkan. Tahap pertama dalam fase terpenting pembangunannya telah selesai pada bulan November.

Pada tahun 2016, Taiwan memulai proyek kapal selam domestiknya untuk memperbaharui armadanya yang menua, yang terdiri dari empat kapal selam, dengan delapan yang baru. Dua dari empat kapal selam Taiwan yang berasal dari Perang Dunia II digunakan terutama untuk tujuan pelatihan. Dua kapal selam lagi, yang diproduksi oleh Belanda pada akhir 1980-an, sedang beroperasi. Namun, sejak itu, Taiwan tidak menemukan negara yang mau menjual kapal selam barunya karena tekanan dari Beijing.

Prototipe kapal selam baru pertama, yang diperkirakan menelan biaya Taipei $ 1,7 miliar, diharapkan sudah siap pada tahun 2024 dan dioperasikan pada tahun 2025. Dengan Konstruksi yang telah dimulai di galangan kapal CSBC Corporation pada November 2020.

Pada awal Oktober, Tentara Pembebasan Rakyat China mengirim hampir 150 pesawat militer ke pantai Taiwan. Menteri Pertahanan Taiwan Qiu Guozheng mengatakan bahwa daratan China kemungkinan akan melakukan invasi skala penuh ke pulau itu pada tahun 2025. Dia menambahkan bahwa situasi di Selat Taiwan saat ini berada di puncak ketegangan dalam 40 tahun terakhir.

Sejak 1949, Taiwan telah membentuk pemerintahan negaranya secara independent dan menyatakan lepas dari daratan China. Namun, sampai saat ini Beijing mengkalim pulau itu sebagai provinsinya, sementara Taiwan—sebuah wilayah dengan pemerintahnya sendiri yang dipilih secara demokratis—berpendapat bahwa itu adalah negara otonom tetapi tidak segera mendeklarasikan kemerdekaan.