Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

kontan

Anime Demon Slayer: Alasan Genya Tidak Bisa dikontrol Raja Iblis Muzan



Berita Baru, Anime – Anime Demon Slayer Season 3 Episode 5 menampilkan salah satu anggota pasukan pembasmi iblis, Genya berubah menyerupai iblis. Perubahan tersebut terjadi setelah Genya memakan iblis dan memiliki kemampuan yang dimiliki iblis. Memakan iblis adalah salah satu metode bertempur Genya karena dia tidak bisa menguasai teknik pernafasan sebagaimana yang lainnya.

Namun salah satu hal yang menjadi pertanyaan besar adalah ketika Genya berubah menjadi iblis karena memakan iblis, apakah dia bisa dikontrol oleh iblis Muzan?

Anime Demon Slayer: Alasan Genya Tidak Bisa dikontrol Raja Iblis Muzan
Sumber: Ufotable

Muzan Kibutsuji merupakan raja iblis. Dia memiliki kemampuan fisik luar biasa, kelincahan yang tak tertandingi, kemampuan meregenerasi yang cepat serta kemampuan untuk memanipulasi dan mengendalikan iblis lainnya. Dengan menggunakan zat seperti benang yang unik, dia membangun dominasi atas pikiran mereka, membengkokkan mereka sesuai keinginannya dan memaksa mereka untuk mematuhi setiap perintahnya.

Sementara Genya dengan metode memakan iblis membuat fisiknya lebih kuat dan cepat serta memiliki regenerasi penyembuhan yang tidak kalah cepat dengan iblis. Namun Genya juga masih mempertahankan aspek-aspek tertentu sebagai manusia. Namun meski Genya bisa berubah menyerupai iblis, Ia tidak berada dalam kendali Muzan sehingga Muzan tidak bisa mengontrolnya.

Keinginan kuat Genya untuk menjadi pembunuh iblis yang kuat dan tekadnya yang tak tergoyahkan untuk melindungi orang yang dicintainya mendorong transformasi dan pertumbuhannya. Perlu juga dicatat bahwa status setengah iblis Genya mungkin memainkan peran penting dalam perlawanannya terhadap kendali Muzan.

Anime Demon Slayer: Alasan Genya Tidak Bisa dikontrol Raja Iblis Muzan
Sumber: Ufotable

Sebagai setengah iblis, Genya mempertahankan sebagian dari kemanusiaannya, yang memberinya rasa kemauan sendiri dan kemampuan untuk melawan dominasi Muzan. Individualitas dan kekuatan batin ini mungkin menjelaskan mengapa Genya tidak mudah terombang-ambing atau dikendalikan oleh pengaruh Muzan, bahkan dalam wujud iblisnya.

Hubungan antara Muzan dan Genya memiliki banyak segi dan ditandai dengan konflik. Sementara Muzan memegang otoritas atas mayoritas iblis dan dapat dengan mudah mengontrol tindakan mereka, pembangkangan dan penolakan Genya terhadap kendali Muzan menyoroti perebutan kekuasaan yang signifikan. Tekad Genya untuk mempertahankan perannya sebagai pembunuh iblis, didorong oleh pengalaman pribadinya dan motivasi yang mengakar, bertindak sebagai penghalang yang tangguh terhadap pengaruh Muzan.