Alissa Wahid Sebut Konflik India karena “Mayoritarianisme”
Berita Baru, Nasional – Merebaknya konflik antar agama yang terjadi akhir-akhir ini turut membuat Alissa Wahid, Seknas jaringan Gusdurian ikut berkomentar. Dalam sebuah status yang diunggah melalui akun twitternya pada 26 Februari 2020, ia menyebut konflik agama di India disebabkan oleh sifat mayoritarianisme yang semakin ekstrim.
”Mayoritarianisme yang makin ekstrim di India. Korbannya adalah muslim India dan msy. Hindu yang membela krn menginginkan keadilan,” begitu bunyi status Alissa di akun twitternya, Jumat (26/2).
Menurut Alissa, mayoritarianisme yang dimaksud adalah sikap menempatkan kepentingan mayoritas diatas segalanya. Sementara tidak semua mayoritas itu mayoriatianisme. Sebab masih ada banyak kelompok yang secara jumlah mayoritas, namun mementingkan kepentingan umum diatas segalanya. Bahkan kelompok mayoritas tersebut melindungi kelompok minoritas.
Sikap mayoriatiarisme ini dianggap berbahaya karena ditunjang dengan ketakutan akan hilangnya kekuatan mayoritas di masa mendatang. Banyak narasi-narasi yang menyebut bahwa jika kelompok satu dibiarkan maka akan membesar dan kelompok lainnya akan musnah.
Bentrokan antara warga Muslim dan Hindu India beberapa hari terakhir telah merenggut setidaknya 42 nyawa dan perusakan terhadap masjid-masjid. Bentrokan ini dipicu serangan terhadap kelompok Muslim penolak Undang-Undang Citizienship Amendement Bill (CAB) oleh kelompok Hindu pendukung UU tersebut.