Alissa Wahid Minta Kapolri Hentikan Tindak Kekerasan Polisi pada Warga Wadas
Berita Baru, Jakarta – Pengawalan sekitar 250 personil aparat kepolisian pada proses pengukuran tanah di Desa Wadas pada Selasa (8/2) telah berujung pada terjadinya tindak kekerasan dan penangkapan 63 warga desa.
Menurut analisis Evello berbasis Big Data, peristiwa tersebut telah memantik sentiment negatif sebesar 66 persen dari pembaca media online dan pengguna media sosial.
“Melalui analisa menggunakan Deep Learning, Evello menemukan jika emosi Disgust mendominasi hingga 44%, Fear 29% dan Anger 25%,” terang Dudy Rudianto kepada Beritabaru.co, Selasa (8/2).
Sentimen tersebut kemudian menjelma menjadi aksi solidaritas di dunia maya dengan melambungnya tanda pagar #WadasMelawan, dengan dukungan berbagai organisasi masyarakat sipil tingkat nasional, termasuk Jaringan Gusdurians.
Koordinator Nasional Jaringan Gusdurians, Alissa Wahid meminta kepada aparat kepolisian untuk membebaskan warga, serta meminta Gubernur Ganjar Pranowo menunda pengukuran sampai terjadi titik temu melalui musyawarah.
Putri Presiden Abdurrahman Wahid itu juga minta agar pemerintah menghidari terjadinya benturan antara rakyat dengan aparat negara.
“Atas nama GUSDURians, kami meminta Kapolda Jateng untuk membebaskan warga Wadas yang ditahan. Juga meminta kepada Gubernur Jateng pak Ganjar Pranowo untuk menunda pengukuran dan lain-lain sampai kita selesai bermusyawarah, dan menghindarkan clash antara rakyat dengan aparat Negara,” imbau Alissa.
Pada hari ini, Rabu (9/2) Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan permintaan maaf secara terbuka melalui konferensi pers di Mapolres Purworejo. Ia minta maaf kepada warga Wadas, serta berjanji akan membantu pembebasan warga yang ditangkap oleh aparat kepolisian.
“Yang pertama, saya ingin menyampaikan minta maaf kepada seluruh masyarakat, khususnya masyarakat Purworejo dan masyarakat Wadas. Karena kejadian kemarin mungkin ada yang merasa betul-betul tidak nyaman,” kata Ganjar.
Permintaan maaf Ganjar tersebut mendapat respon dari Alissa Wahid dalam salah satu komentarnya di platform media sosial twitter.
Ketua PBNU masa khidmah 2022-2027 tersebut mengingatkan komitmen Ganjar Pranowo untuk fokus pada upaya musyawarah, serta menghindari tindak kekerasan maupun pemaksaan oleh aparat keamanan.
“Semoga pak Ganjar tetap komit untuk bermusyawarah dg warga yang menolak, dan menghindarkan kekerasan & pemaksaan oleh aparat keamanan (Polisi dan Satpol PP) kepada rakyat,” tulis Alissa.
Selain itu, ia juga meminta Kapolri Listyo Sigit Prabowo untuk memberikan intruksi kepada Kapolda Jawa Tengah agar tidak menggunakan tindak kekerasan dan pemaksaan kepada warga Wadas yang menolak.
“Saya sangat berharap Kapolri @ListyoSigitP dapat instruksikan Polda Jateng untuk poin di atas (menghindarkan kekerasan dan pemaksaan_red.), tegas Alissa.