Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Airlangga Optimis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 4,5-5,3 Persen
Tangkapan layar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Paparannya pada Raker Kemendag 2021, Kamis (4/3/2021).

Airlangga Optimis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 4,5-5,3 Persen



Berita Baru, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai target 4,5 persen sampai 5,3 persen di tahun ini. 

Ia juga menyatakan bahwa, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini dapat terjaga di level 5 persen.

“Indonesia diperkirakan di tahun 2021 pertumbuhannya 4,5 sampai 5,3 persen. Tadi Bapak Presiden meminta agar kita bisa menjaga di level 5 persen dan di tahun 2022 targetnya adalah 4,8-6 persen. Tentu kita berharap bahwa kita bisa optimis,” kata Airlangga dalam Paparan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada Raker Kemendag 2021 secara virtual, Kamis (4/3/2021).

Airlangga menyebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi 2,07 persen pada tahun lalu, tetapi lebih sedikit dibandingkan dengan Cina, Turki, dan Korea Selatan, serta negara-negara G20.

Airlangga menyebut, indikator yang menunjukan pemulihan terlihat pada PMI Manufaktur di atas 50, penjualan ritel, beberapa indeks baik itu terkait dengan rupiah maupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 

“Kalau kita lihat juga neraca perdagangan sepanjang tahun 2020 surplus US$ 21,74 miliar, surplus ini tentu kita melihat walaupun terjadi penurunan di bidang impor maupun ekspor,” ujar Airlangga.

Namun, tambah Airlangga, hal ini juga memberikan harapan, karena sektor pertanian dan industri sepanjang tahun 2020 ekspornya tumbuh 14 persen dan 2,94 persen. 

Selain itu, Airlangga memaparkan bahwa harga-harga komoditas sedang mengalami perbaikan dengan komoditas ekspor seperti kelapa sawit, batubara, dan nikel berada dalam kontribusi yang baik.

“Kita lihat negara-negara tujuan ekspor masih negara-negara yang selalu menjadi andalan seperti Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang, India, dan Malaysia, dan tentunya kita melihat adanya potensi bahwa ini adalah sektor ekspor didorong oleh sektor manufaktur,” paparnya. 

Kemudian, dari segi impor, kata Airlangga, beberapa golongan seperti konsumsi bahan baku penolong dan barang modal tercatat terjadi penurunan. Golongan ini akan terus didorong karena dapat berkontribusi untuk pertumbuhan Indonesia.

Kalau dari segi impor kita melihat heberapa golongan yaitu yang konsumsi bahan baku penolong dan barang modal walaupun kita catat penurunan terjadi 

“Di sektor bahan baku dan penolong itu minus 6,27 persen, sedangkan barang modal minus 11,47 persen. Ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dan impor kita terbesar dari Tiongkok, Singapura, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat,” tandas Airlangga.