AIDRAN Tuntaskan Proyek Move It 2024: Dorong Inklusi Digital untuk Pendidikan Berkualitas bagi Penyandang Disabilitas di Indonesia Timur
Berita Baru, Jakarta — Pada tanggal 14 April 2025, Australia-Indonesia Disability Research and Advocacy Network (AIDRAN) menutup rangkaian kegiatan proyek Move It 2024 dalam sebuah acara lokakarya yang diselenggarakan secara hybrid di Jakarta. Proyek ini merupakan kelanjutan dari inisiatif yang dimulai pada 2023 dengan tujuan untuk memperjuangkan hak pendidikan inklusif berbasis digital bagi siswa penyandang disabilitas di Provinsi Gorontalo, Indonesia Timur.
Proyek Move It dimulai pada 2023 dengan penelitian yang dilaksanakan di tiga wilayah di Provinsi Gorontalo: Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo Utara, dan Kabupaten Pohuwato. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan serta potensi dalam implementasi pendidikan inklusif berbasis digital di daerah tersebut. Berdasarkan temuan awal dari penelitian ini, AIDRAN meluncurkan Move It 2024 sebagai tindak lanjut yang berfokus pada peningkatan pemahaman dan implementasi pendidikan inklusif berbasis teknologi digital.
Ucca Arawindha, S.Sos., MA, selaku AIDRAN Indonesia Chair, dalam sambutannya pada acara penutupan proyek menyatakan, “Pendidikan inklusif bukanlah program tambahan, melainkan bagian dari keadilan sosial. Inklusi sejati tumbuh dari semangat kesetaraan dan kolaborasi antar pihak.” Ucca juga menegaskan pentingnya integrasi teknologi digital untuk memastikan bahwa anak-anak penyandang disabilitas dapat menikmati pendidikan yang setara dan berkualitas, tanpa adanya pembatasan.
Proyek Move It 2024 berkomitmen untuk melanjutkan upaya-upaya yang telah dilakukan pada 2023, dengan fokus pada promosi inklusi digital di sekolah-sekolah inklusi di Provinsi Gorontalo. Inisiatif ini melibatkan 90 guru dari 60 sekolah inklusi, baik yang memiliki disabilitas maupun non-disabilitas. Aktivitas utama dari proyek ini adalah meningkatkan kapasitas literasi digital para tenaga pendidik di sekolah-sekolah inklusi, sehingga mereka dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif bagi siswa penyandang disabilitas.
Dwi Lestari, Project Manager Move It AIDRAN, menjelaskan bahwa salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana mengintegrasikan teknologi digital dalam proses pembelajaran untuk siswa penyandang disabilitas. “Melalui pelatihan dan workshop, kami berharap para guru dapat memanfaatkan berbagai alat digital untuk menunjang proses belajar-mengajar. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas pendidikan bagi siswa penyandang disabilitas, tetapi juga memperkaya metode pengajaran yang diterapkan di sekolah-sekolah inklusi,” ungkap Dwi.
Dalam kesempatan yang sama, Dr. Bahrul Fuad, MA, anggota Dewan Pengawas AIDRAN, memberikan pandangan yang sangat penting mengenai proyek ini. Dr. Bahrul Fuad menekankan bahwa Move It 2024 bukan hanya tentang mengintegrasikan teknologi ke dalam pendidikan, tetapi juga tentang mengubah cara pandang masyarakat terhadap penyandang disabilitas. “Proyek ini harus dilihat sebagai upaya untuk mendorong pemerintah daerah, khususnya di Provinsi Gorontalo, untuk mengembangkan pendidikan inklusif. Yang lebih penting lagi, proyek ini harus menggugah perubahan cara pandang masyarakat, khususnya tenaga pendidik, terhadap penyandang disabilitas. Disabilitas harus dipandang sebagai modal sosial untuk membangun peradaban yang lebih baik, bukan sebagai beban yang menghambat pembangunan,” tegas Dr. Bahrul Fuad.
Selain itu, Dr. Bahrul Fuad juga berharap modul yang telah dihasilkan dari proyek ini dapat digunakan sebagai referensi yang dapat direplikasi di daerah lain di Indonesia. “Kami berharap bahwa hasil dan modul yang dihasilkan dari proyek ini dapat diadaptasi sesuai dengan kebutuhan sosial dan budaya masing-masing daerah, agar pendidikan inklusif berbasis digital dapat diterima dan diterapkan secara luas di seluruh Indonesia,” tambahnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Gorontalo Meydi N. Silangen juga memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan proyek Move It 2024. Dalam sambutannya, Kepala Bappeda mengatakan, “Kehadiran Move It 2024 menjadi sumber inspirasi bagi kami di pemerintahan daerah untuk mengembangkan perencanaan yang lebih inklusif, terutama dalam konteks pendidikan inklusif berbasis digital. Proyek ini memberi kami pemahaman baru tentang pentingnya teknologi dalam memastikan pendidikan yang adil dan merata bagi semua anak, tanpa terkecuali.”
Sebagai bagian dari tahapan akhir proyek, AIDRAN menyelenggarakan lokakarya penutupan yang berlangsung secara hybrid, dengan dihadiri oleh 50 peserta dari berbagai kementerian, lembaga, organisasi penyandang disabilitas, dan media. Acara tersebut juga diisi dengan sesi Talk Show yang menghadirkan narasumber dari Kementerian Agama dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Republik Indonesia. Dalam diskusi tersebut, berbagai pihak membahas tentang tantangan dan peluang untuk meningkatkan pendidikan inklusif, khususnya melalui integrasi teknologi digital.
Lokakarya ini bertujuan untuk merefleksikan capaian proyek Move It 2024, berbagi pembelajaran, serta merumuskan strategi keberlanjutan untuk pendidikan inklusif berbasis digital. AIDRAN berharap bahwa kegiatan ini dapat memperkuat komitmen semua pihak untuk mendukung pendidikan inklusif dan aksesibilitas bagi siswa penyandang disabilitas di seluruh Indonesia.
Proyek Move It 2024 ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan AIDRAN untuk mempromosikan inklusi sosial dan pendidikan bagi penyandang disabilitas di Indonesia. Ke depan, AIDRAN berharap dapat terus bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta, untuk memperluas jangkauan pendidikan inklusif berbasis digital ke lebih banyak daerah, terutama di kawasan Indonesia Timur.
Dengan komitmen kuat dan kolaborasi yang solid, Move It 2024 berharap dapat menjadi model yang dapat diadopsi di seluruh Indonesia untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif, adil, dan berkeadilan bagi semua anak, tanpa terkecuali.