Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Abu Bakar Bashir, Tersangka Bom Bali 2002 Dibebaskan
(Foto: Reuters)

Abu Bakar Bashir, Tersangka Bom Bali 2002 Dibebaskan



Berita Baru, Internasional – Indonesia akan membebaskan ulama radikal dan tersangka dalang pemboman Bali 2002, Abu Bakar Bashir, dari penjara akhir pekan ini, kata pemerintah pada Senin (4/1), setelah menyelesaikan masa hukumannya.

Bashir (82), merupakan salah satu ekstremis paling terkenal di Indonesia, dianggap sebagai pemimpin spiritual jaringan Jemaah Islamiah (JI) yang terkait dengan al-Qaeda. Dia dipenjara pada 2011 karena hubungannya dengan kamp pelatihan militan di provinsi Aceh.

Seperti dilansir dari The Guardian, Selasa (5/1), Bashir akan dibebaskan pada hari Jumat sesuai dengan akhir masa tahanannya, kata Rika Aprianti, juru bicara Direktorat Jenderal Pemasyarakatan pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Jemaah Islamiah dituduh merencanakan beberapa serangan besar di Indonesia dan termasuk para operasi yang dilatih di Afghanistan, Pakistan, dan Filipina selatan.

Anggotanya dituduh mendalangi pemboman klub malam Bali tahun 2002, yang menewaskan lebih dari 200 orang, di antaranya puluhan warga Australia, dan serangan terhadap hotel JW Marriott di Jakarta yang menewaskan 12 orang setahun kemudian.

Seorang anggota senior JI yang diyakini membuat bom untuk kedua serangan itu, Zulkarnaen, termasuk di antara 23 tersangka militan yang ditangkap bulan lalu.

Bashir membantah terlibat dalam bom Bali. Pengacara Bashir tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk mengomentari pembebasan Bashir Jumat mendatang.

Analis keamanan Ridlwan Habib mengatakan bahwa meskipun status Bashir telah melemah, para ekstremis mungkin mencoba menghubungkan aktivitas mereka dengannya untuk mendapatkan daya tarik dan meningkatkan kredibilitas mereka.

“Bashir adalah tokoh senior gerakan jihadis Indonesia, dan bukan tidak mungkin nama besarnya bisa digunakan,” ujarnya.

Pada momentum pilpres 2019, Presiden Joko Widodo telah mempertimbangkan pembebasan lebih awal untuk Bashir dengan alasan kesehatan, tetapi membatalkan rencana tersebut setelah Bashir dilaporkan menolak untuk berjanji setia kepada negara Indonesia.