Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

masak

Aang Ariesta, Lokalitas Rasa, dan Memasak sebagai Keterampilan Hidup



Berita Baru, Tokoh – Nusantara adalah tempat lahir bagi banyak sekali cita rasa masakan. Beberapa bangsa tidak ragu untuk datang guna mendapatkan rahasia di balik keragaman rasa tersebut.

Pegiat kuliner Nusantara sekaligus pemilik akun Youtube Serenity Cooking Aang Wahyu Ariesta Sari bahkan mengatakan setiap daerah di Indonesia mempunyai rasa masakannya masing-masing.

“Jangankan kabupaten ya, antara satu kecamatan dan kecamatan lain saja, rasa sambalnya itu beda, dan lokalitas rasa ini luar biasa,” ungkap Aang dalam gelar wicara Bercerita ke-88 Beritabaru.co, Selasa (15/3).

Menurut Aang, keragaman rasa ini berhubungan dengan rempah di Nusantara yang sangat melimpah, di samping kreativitas masyarakat di setiap lokal.

Karena anggapannya ini, ketika ada kesempatan jalan-jalan di suatu daerah di Indonesia, Aang selalu mencari rempah atau makanan yang memang khas di situ.

Di Tuban misalnya, Aang tidak ragu untuk berburu terasi. “Terasi di Tuban kan khas ya, berbeda dengan terasi lainnya, maka ketika main ke Tuban, bagaimanapun saya harus bisa mendapatkannya,” tuturnya.

Memasak adalah keterampilan hidup

Dalam podcast yang ditemani oleh Aulina Umaza ini, Aang menegaskan bahwa memasak bukanlah urusan gender. Memasak adalah tentang keterampilan hidup.

Untuk menjelaskan ini, Aang mengibaratkan seseorang yang sedang di gunung. Ketika di gunung dan ia tidak bisa memasak, maka yang terjadi ia akan kelaparan.

Jadi, lanjutnya, memasak itu life skill. Yang harus bisa memasak tidak terbatas pada perempuan. Laki-laki juga diandaikan untuk itu.

“Makanya, saya kurang nyaman ketika ada yang memosisikan bahwa memasak itu adalah aktivitasnya perempuan,” jelas Aang.

Dengan ungkapan lain, selama laki-laki bisa lapar dan butuh makan, maka sepanjang itu pula memasak bukan sama sekali tentang gender.  

Memasak sebagai pelepas penat

Berdasarkan pengalaman yang Aang ceritakan—seperti menginap di rumah warga dengan masakan-masakannya yang khas, mengobrol dengan mereka di gubuk, dan sebagainya—memasak adalah aktivitas yang sangat bisa menjadi pelepas penat selama seseorang menyukainya.

Ini soal hobi, katanya. Hadirnya rasa cinta dalam proses memasak memainkan peran kunci.

Aang mengisahkan, pihaknya sendiri sebetulnya baru belakangan menyadari bahwa hobinya adalah memasak.

Di suatu pagi yang membosankan, Aang bingung harus melakukan apa. Lalu, ia iseng cerita pada temannya, yang dari obrolan ini, ia dianjurkan untuk memasak.

Ia melakukan saran sang teman. Ia memasak. Ia menyiapkan bumbu, memotong bawang sembari menikmati aromanya, merebus air, mendengar suara air yang sudah mendidih, memotong sayuran, mencoba menangkap suara wortel yang terpotong, dan sebagainya.

Walhasil, semuanya membaik secara tidak sadar yang persis di sini Aang menyadari, hobinya adalah memasak dan memasak mampu menjadi pelepas penat yang efektif.

“Jadi awalnya aku tidak sadar ya, hobiku apa, tapi setelah mendengar saran dari teman dan melakukannya, ternyata memasak itu asik, apalagi saat kita bisa meresapinya, menghirup aroma bawah, mendengar wortel terpotong, dan lainnya lah,” jelas Aang.