Wamenag: Semoga Allah Angkat Covid-19 di Indonesia
Berita Baru, Jakarta – Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid berharap segala usaha dan jerih payah yang dilakukan oleh anggota masyarakat maupun aparat pemerintah dalam menangani Covid-19 mendapat pertolongan Allah.
Hal tersebut disampaikan Wamenag ddalam siaran Khutbah salat Iduladha, di Jakarta, Jum’at (31/7) pagi.
“Hari ini sudah semestinya kita bersyukur dan makin mendekat kepada Allah SWT, banyak berdoa dan zikir, karena Dia-lah yang menurunkan makhluk super-nano itu untuk menguji dan memberikan tantangan pada manusia: siapa yang lebih hebat dan penentu segala sesuatu, manusia-kah atau Allah yang Maha Agung,” ujar Wamenag.
Bagaimanapun, lanjut Wamenag dalam khutbahnya, kemunculan virus Covid-19 ini benar-benar menyadarkan manusia akan kelemahan dirinya dan keharusan bergantung pada pencipta makhluk, Allah Rabbul Alamin.
“Pemerintah Arab Saudi telah menetapkan penyelenggaraan haji tahun ini dilaksanakan secara terbatas, hanya berlaku bagi warga negara Saudi dan ekspatriat atau warga negara lain yang tinggal di Saudi,” jelasnya.
Jemaah Haji
Sebelumnya, pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk menangguhkan pemberangkatan jemaah haji tahun 2020. Keputusan sebenarnya sangat berat pasalnya jumlah antrian jemaah haji Indonesia yang sangat besar.
“Namun, demi perlindungan dan keselamatan jiwa para calon jemaah haji, insya Allah keputusan ini langkah terbaik dan membawa maslahah,” papar Wamenag.
“Kita tahu bahwa haji adalah ibadah massal dan kolosal. Bukan hanya saat pelaksanaan, tapi sejak persiapan di tanah air. Berbagai kementerian dan instansi terlibat dalam persiapan ibadah haji. Kementerian Agama, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perdagangan, Kementrian Keuangan, TNI/Polri, MPR/DPR/DPD RI, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), maskapai penerbangan, biro travel/perjalanan haji, pemerintah daerah, perbankan, dan sebagainya,” imbuhnya.
Belum lagi, menurut Wamenag hal itu juga berkaitan dengan pemerintah Saudi yang bertanggung jawab dalam penyediaan transportasi, pemondokan/hotel, katering, visa, telekomunikasi, dan keamanan.
Dengan jemaah haji mencapai 231.000 tahun 2019, Indonesia menempati rangking pertama sebagai pengirim terbesar jumlah jemaah haji di dunia. Belum lagi potensi umrah yang tiap tahunnya memberangkatkan sekitar 1,2 juta jemaah. Maka haji dan umrah merupakan sektor penting dalam hubungan diplomatik antar dua negara, hubungan perdagangan, ekonomi, politik, sekaligus kerjasama di bidang keagamaan.
“Melihat besarnya potensi haji dan umrah itulah maka pemerintah Indonesia menetapkan sektor ini sebagai salah satu penggerak ekonomi nasional, ekonomi syariah, dan ekosistem halal di Indonesia,” imbuhnya.