Keputusan AS Kirim Bom Kluster Menuai Kecaman dari Berbagai Pihak
Berita Baru, Jakarta – Sejumlah pihak sekutu Amerika Serikat, kelompok hak asasi manusia, dan PBB, mengutuk keputusan Washington untuk mengirimkan bom kluster DPICM yang diluncurkan dari meriam ke Ukraina.
Kiev telah berjanji untuk tidak menggunakan senjata tersebut terhadap warga sipil, namun catatan Kiev dalam menggunakan senjata NATO yang sudah dimilikinya berbicara sendiri, kata para ahli kepada Sputnik.
“Pemerintah Ukraina telah memberikan jaminan tertulis kepada kami mengenai penggunaan yang bertanggung jawab terhadap DPICM, termasuk bahwa mereka tidak akan menggunakan amunisi tersebut di lingkungan perkotaan yang dihuni oleh warga sipil, dan bahwa mereka akan mencatat di mana mereka menggunakan amunisi ini, yang akan memudahkan upaya pembersihan ranjau di kemudian hari,” kata wakil menteri pertahanan Colin Kahl dalam konferensi pers pada Jumat (7/7/2023) dikutip dari Sputnik.
“Kami tentu saja akan mengawasi bagaimana Ukraina menggunakan sistem ini. Mereka akan melaporkan penggunaannya kepada kami, sehingga kami selalu dapat membuat penilaian jika kami merasa jaminan-jaminan tersebut tidak terpenuhi. Tetapi saya yakin bahwa Ukraina akan menepati janjinya,” tambah Kahl.
Pejabat Pentagon menjamin bahwa seperti “setiap sistem” yang telah disediakan oleh Washington kepada Kiev sampai saat ini, pasukan Ukraina akan mendapatkan “pelatihan dan pembinaan” dari Amerika Serikat terkait penggunaan bom kluster.
Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov juga menyampaikan jaminan yang serupa dalam cuitan panjangnya pada Sabtu di mana ia “mengapresiasi” langkah Amerika Serikat untuk menyediakan Kiev dengan “senjata pembebasan baru.”
Reznikov berjanji bahwa Kiev tidak akan menggunakan amunisi kluster tersebut terhadap “wilayah yang diakui secara resmi oleh Rusia,” maupun area perkotaan, untuk menghindari risiko bagi penduduk sipil.
“Ridikulus melihat berapa banyak kali kita telah mendengar ‘jaminan’ dan ‘jaminan keamanan’ semacam itu,” ujar Andrei Koshkin, seorang akademisi Rusia yang berpengalaman dalam masalah militer dan hubungan internasional.
“Seseorang dapat menulis niatnya untuk tidak menggunakan senjata tersebut terhadap warga sipil dalam dokumen apapun. Tetapi dalam praktiknya, pelaksanaan operasi militer di Ukraina menunjukkan bahwa Angkatan Bersenjata Ukraina tidak berhenti di hadapan apapun,” kata Dr. Koshkin, menunjukkan bahwa Kiev telah dikutuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa karena menggunakan ranjau anti-personel Lepestok yang dijatuhkan dari udara, misalnya.
“Mereka tidak akan terhenti oleh warga sipil. Mereka akan menggunakan semua yang mereka miliki secara penuh, tanpa memikirkan konsekuensi terhadap populasi mereka sendiri,” tegas akademisi tersebut.