Isu Kesetaraan dalam Anime Sugar Apple Fairy Tale
Berita Baru, Anime – Anime Sugar Apple Fairy Tale merupakan salah satu anime Jepang yang terinspirasi dari folklore barat. Sementara anime pada umumnya banyak terinspirasi dari folklore Jepang seperti Jujutsu Kaisen, Inuyasya, Naruto, Demon Slayer dan banyak anime lainnya yang kaya akan kisah-kisah mitologi Jepang, kami, ninja, samurai ataupun kisah para iblis.
Anime yang terinspirasi dari folklore barat tidak sepopuler anime yang terinspirasi dari folklore Jepang. Namun demikian, anime yang terinspirasi dari folklore barat seperti Sugar Apple Fairy Tale sangat kental dengan isu tertentu seperti isu kesetaraan.
Anime Sugar Apple Fairy Tale menceritakan kisah kehidupan manusia dan peri. Keduanya hidup bersama dalam satu dunia namun peri selalu dianggap memiliki level yang rendah dibandingkan dengan manusia. Manusia digambarkan sebagai makhluk yang mendominasi kehidupan, lebih unggul dibandingkan dengan makhluk apapun. Sedangkan makhluk lain dalam hal ini peri, dianggap sebagai makhluk rendahan yang ditakdirkan untuk memuaskan manusia.
Meski tidak semua peri diperlakukan buruk, namun hanya segelintir peri yang memiliki kebebasan penuh sebagai makhluk. Sebagian peri dipekerjakan oleh manusia, mereka dijadikan budak yang diperjualbelikan dengan bebas. Selain itu, umumnya manusia juga memperlakukan peri dengan sangat buruk.
Bagi manusia, peri hanyalah property yang bebas disuruh-suruh, tidak memiliki kebebasan diri, dan bebas diperlakukan dengan buruk. Bahkan manusia yang memperlakukan peri dengan baik dan setara akan ikut dikucilkan oleh manusia pada lainnya. Sebuah dunia yang sangat tidak adil bagi kehidupan para peri.
Anime Sugar Apple Fairy Tale menceritakan tentang tokoh utama Ann Halford, seorang perajin gula perak perempuan. Ia memiliki ambisi besar untuk menjadi master gula perak dan karena itu ia memutuskan untuk pindah ke kota untuk mengikuti kompetisi gula perak. Keputusannya ia ambil setelah ibunya, yang juga seorang master gula perak meninggal dunia.
Namun Ann tidak bisa pergi seorang diri ke kota karena hal tersebut sangat beresiko. Karena itu Ia memutuskan untuk membeli peri petarung untuk menemaninya bepergian. Meski begitu, Ann tidak pernah memperlakukan perinya seburuk manusia lainnya. Alih-alih ia ingin berteman dengan peri yang ia beli, Shall Fell Shall.
Ketika manusia lainnya selalu memerintah peri dengan kasar, Ann memperlakukan peri dengan sangat sopan. Ia bahkan selalu meminta pertolongan peri, bukan memerintah meskipun Shall adalah miliknya.
Kepada Ann, Shall mengatakan jika mereka tidak bisa menjadi teman yang setara selama ada majikan dan suruhan. Karena itu, Ann kemudian berjanji akan membebaskan Shall ketika mereka sampai ke kota. Pembebasan peri biasanya ditandai dengan pengembalian sayap peri yang bagi mereka merupakan jantung. Dengan memegang sayap peri maka manusia bisa membunuh ataupun merisak peri yang dianggap tidak patuh. Ketika peri kembali mendapatkan kedua sayapnya, artinya mereka hidup dengan merdeka.
Hubungan manusia dan peri yang dicontohkan dalam hubungan Ann dan Shall, adalah contoh hubungan yang setara antar makhluk. Kesetaraan antar makhluk inilah yang sebenarnya menjadi isu utama dalam anime Sugar Apple Fairy Tale.