PBB: Taliban Diyakini Membunuh Sejumlah Mantan Pejabat Afghanistan
Berita Baru, Washington – Taliban diyakini membunuh sejumlah mantan pejabat Afghanistan sejak penarikan AS pada pertengahan Agustus 2021.
Hal tersebut didasarkan pada laporan terbaru Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kepada Dewan Keamanan PBB, di mana laporan tersebut sempat dilihat oleh Reuters.
Laporan tersebut juga menggambarkan kondisi kehidupan yang memburuk bagi 39 juta orang Afghanistan meskipun pertempuran berakhir dengan pengambilalihan Taliban.
“Seluruh sistem sosial dan ekonomi yang kompleks sedang dimatikan,” kata Guterres.
Laporan muncul di tengah serangkaian peringatan yang dikeluarkan Sekjen PBB dalam beberapa bulan terakhir, terutama tentang krisis kemanusiaan dan ekonomi yang meningkat pasca Taliban merebut Kabul.
Atas laporan tersebut, Guterres merekomendasikan agar dewan keamanan PBB menyetujui restrukturisasi misi PBB untuk menangani situasi tersebut, termasuk pembentukan unit pemantauan hak asasi manusia baru.
Misi PBB “terus menerima tuduhan yang kredibel tentang pembunuhan, penghilangan paksa dan pelanggaran lainnya” terhadap mantan pejabat, anggota pasukan keamanan dan orang-orang yang bekerja untuk kontingen militer internasional yang dipimpin AS meskipun amnesti umum diumumkan oleh Taliban, kata laporan tersebut, dikutip dari Reuters.
Misi tersebut telah menetapkan sebagai laporan yang kredibel bahwa lebih dari 100 orang telah terbunuh sejak 15 Agustus.
Jumlah tersebut lebih dari dua pertiga dari mereka diduga oleh Taliban atau afiliasi mereka.
Laporan tersebut juga menyebutkan adanya tuduhan yang kredibel tentang pembunuhan di luar proses hukum terhadap sedikitnya 50 orang yang diduga anggota cabang lokal kelompok militan Negara Islam.
“Pembela hak asasi manusia dan pekerja media terus diserang, diintimidasi, dilecehkan, ditangkap secara sewenang-wenang, perlakuan buruk dan pembunuhan,” katanya.