4 Tahun Absen, Forum Davos Musim Panas Resmi Dibuka di China
Berita Baru, Internasional – Pertemuan Tahunan New Champions ke-14, yang juga dikenal sebagai Forum Davos Musim Panas, dibuka pada Selasa (27/6/23) di Tianjin, China. Pertemuan tahunan di China itu kembali diselenggarakan setelah empat tahun absen.
Lebih dari 1.500 peserta dari kalangan bisnis, pemerintah, organisasi internasional, dan akademisi berkumpul di kota pelabuhan di China utara itu untuk menghadiri acara tiga hari tersebut, yang mengusung tema “Kewirausahaan: Kekuatan Pendorong Ekonomi Global” (Entrepreneurship: The Driving Force of the Global Economy).
Dalam pidato utama pada pembukaan forum tersebut, Perdana Menteri China Li Qiang mengungkapkan bahwa selama satu dekade terakhir, China telah menjadi sumber pendorong penting bagi pertumbuhan ekonomi dunia yang stabil.
Ia mengatakan bahwa China telah menjadi jangkar sekaligus sumber pendorong penting bagi perdagangan bebas dan pertumbuhan ekonomi yang stabil di dunia.
“Di masa yang akan datang, China akan terus memberikan dinamisme yang kuat bagi pemulihan dan pertumbuhan ekonomi dunia,” ujar Li sebagaimana dilansir dari Xinhua News.
Produk Domestik Bruto (PDB) China tumbuh 4,5 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal pertama tahun ini dan diperkirakan akan tumbuh lebih cepat pada kuartal kedua. Negara itu berada di jalur untuk mencapai target pertumbuhan di kisaran 5 persen yang ditetapkan untuk tahun ini.
Li menekankan bahwa China berharap dapat bekerja sama dengan para pengusaha dari berbagai negara untuk mendukung globalisasi ekonomi, menjunjung tinggi ekonomi pasar, dengan tegas mendukung perdagangan bebas, dan membawa ekonomi global ke arah masa depan yang lebih inklusif, tangguh, dan berkelanjutan.
Saat ini, dunia sedang menghadapi tantangan global berupa perlambatan pertumbuhan, risiko utang, perubahan iklim, dan kesenjangan kekayaan.
Dalam pidatonya pada upcara pembukaan forum tersebut, Klaus Schwab, Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF), menyerukan upaya global untuk memerangi fragmentasi dan mendorong dialog, pemahaman, serta kolaborasi.
“Kami mendukung masa depan yang di dalamnya bangsa-bangsa harus bekerja sama demi kesejahteraan kolektif bagi umat manusia,” tutur Schwab.