Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pemandangan rumah desa di perbatasan Hong Kong menghadap gedung pencakar langit di Shenzhen, di Hong Kong, China, 14 Desember 2021. Foto: Reuters/Tyrone Siu.
Pemandangan rumah desa di perbatasan Hong Kong menghadap gedung pencakar langit di Shenzhen, di Hong Kong, China, 14 Desember 2021. Foto: Reuters/Tyrone Siu.

3 Tahun Terisolasi, China Akhirnya Kembali Membuka Hong Kong



Berita Baru, Beijing – Pemerintah China akhirnya kembali membuka Hong Kong pada Minggu (8/1) setelah 3 tahun terisolasi karena pandemi, menurut pernyataan Kantor Urusan Hong Kong dan Makau China, Kamis (5/1).

Dengan mencabut aturan pembatasan itu, penduduk Hong Kong yang bepergian ke daratan China tidak lagi harus dikarantina atau menjalani tes COVID-19 setelah mereka tiba.

Namun, pengunjung masih harus memberikan hasil negatif dari tes COVID yang dilakukan dalam waktu 48 jam sebelum bepergian dan mengisi pernyataan kesehatan.

China juga akan melanjutkan penerbitan visa perjalanan dan bisnis bagi penduduk daratan untuk melakukan perjalanan ke Hong Kong, menurut laporan Reuters.

Menurut data dari pemerintah, seblum pandemi, dalam setahun, lebih dari 236 juta orang melakukan perjalanan melewati perbatasan pusat keuangan dari daratan China itu.

Langkah itu dilakukan setelah Beijing mengatakan akan membuka kembali perbatasan internasionalnya dan membatalkan karantina wajib mulai 8 Januari.

Pengumuman tersebut adalah langkah terbaru China untuk melonggarkan kebijakan “nol-COVID” yang kontroversial.

Kebijakan itu bertujuan untuk meningkatkan ekonomi dan menyelamatkan nyawa, namun banyak pakar menilai malah menimbulkan biaya sosial dan ekonomi yang melelahkan.

Hong Kong, yang mengikuti versi yang tidak terlalu ketat dari strategi “nol-COVID” untuk sebagian besar pandemi, mencabut sebagian besar pembatasannya pada bulan Desember, meskipun masker masih diwajibkan di sebagian besar tempat.

Infeksi COVID China telah melonjak dalam beberapa pekan terakhir setelah pencabutan pembatasan keras seperti penguncian dan karantina wajib.

Otoritas kesehatan telah melaporkan hanya segelintir kematian meskipun ada bukti dari rumah sakit, kamar mayat dan krematorium bahwa kematian telah meningkat tajam di seluruh negeri.

Beberapa ahli kesehatan memperkirakan negara itu dapat mengalami hingga dua juta kematian karena kurangnya kekebalan alami populasi dan cakupan vaksin yang tidak merata di antara orang tua.

Negara-negara seperti Prancis, India, Jepang, Korea Selatan, Spanyol, Inggris Raya, dan Amerika Serikat memperkenalkan tes COVID dan tindakan lain untuk pelancong dari China di tengah kekhawatiran bahwa lonjakan kasus dapat menyebabkan munculnya varian baru yang lebih berbahaya.

China mengkritik langkah-langkah itu sebagai “tidak dapat diterima” dan tidak memiliki dasar ilmiah.