Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Wapres Singgung Tingginya Subsidi Energi dan Ketergantungan Energi Fosil
Foto: Setwapres

Wapres Singgung Tingginya Subsidi Energi dan Ketergantungan Energi Fosil



Berita Baru, Jakarta – Wakil Presiden Ma’ruf Amin menjelaskan, pemerintah telah mengalokasikan subsidi LPG sebesar Rp54 triliun dalam APBN tahun 2021. Selain itu pemerintah juga menyediakan 7,5 juta metrik ton LPG untuk masyarakat.

Namun Wapres menilai adanya ketimpangan subsidi LPG yang hanya dapat dinikmati oleh 35 persen kelompok miskin dan rentan. Sedangkan sisanya dinikmati kelompok dengan tingkat kesejahteraan lebih tinggi.

“Tentu ini ironis, karena alokasi subsidi elpiji jumlahnya sangat besar dan cenderung meningkat,” ungkap Wapres dalam orasi ilmiah pada acara Dies Natalis V dan Lustrum I Universitas Pertamina Tahun 2020, pada Senin (1/2) secara daring.

Oleh karena itu Wapres telah meminta jajaran kementerian/lembaga terkait untuk terus mengkaji kebijakan subsidi energi agar dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat sekaligus mampu mendorong penghematan anggaran pemerintah sehingga memperkuat ketahanan energi nasional.

“Sebagai Ketua Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), saya telah meminta agar kebijakan energi juga harus berpihak kepada masyarakat miskin dan rentan untuk mendorong keadilan terhadap akses energi dan pada akhirnya mendorong ketahanan energi nasional,” pintanya.

Dalam kesempatan tersebut, Wapres juga membahas ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil yang diimpor. Menurutnya, ketergantungan tersebut harus secara bertahap diganti dengan energi baru terbarukan yang tersedia secara lokal.

“Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan menjadi salah satu program prioritas untuk mengurangi ketergantungan negara terhadap energi fosil,” ujarnya.

Wapres menjelaskan, pemerintah menargetkan bauran energi terbarukan pada tahun 2025 sebesar 23 persen dan terus ditingkatkan sampai 31 persen tahun 2050. Namun, saat ini Indonesia masih jauh dari target tersebut, karena pemanfaatan energi baru terbarukan masih berada di kisaran 9,15 persen.

Ia pun mengimbau agar Indonesia belajar dari beberapa negara yang telah sukses dalam pemanfaatan energi baru terbarukan seperti Jerman. Bauran energi primer dan Energi Baru Terbarukan yang sebagian besar dari tenaga surya, angin, sampah biomassa, dan hidro-elektrik telah mencapai 85 persen dari energi nasionalnya.