Wamen BUMN Ungkap Penyebab Proyek BUMN Mangkrak
Berita Baru, Jakarta – Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo, telah mengungkapkan penyebab mengapa banyak proyek BUMN yang terhenti. Salah satu faktornya adalah perencanaan dan analisis yang kurang baik sebelum memulai proyek, terutama pada tahap Engineering Procurement Construction (EPC).
Dalam pernyataannya, ia menekankan pentingnya bagi seluruh BUMN untuk memastikan bahwa perencanaan EPC yang telah dibuat telah matang sebelum meluncurkan suatu proyek. Terutama, ia merujuk kepada PLN (Perusahaan Listrik Negara) dan Pertamina yang menurutnya memiliki beberapa proyek yang tertunda karena perencanaan yang kurang terstruktur.
“EPC ini saya titip juga, EPC jangan terlalu banyak kasus. PLN, Pertamina, MIND ID, ini banyak yang nggak rapi EPC nya. Jadi kasusnya banyak bermasalah. Fleksibilitas kontrak, teknikal spek nya juga,” ungkap Kartika Wirjoatmodjo dalam acara pada Jumat (1/9/2023) kemarin.
Menurutnya, kerja sama proyek yang dimulai tanpa perencanaan EPC yang baik bisa menimbulkan berbagai masalah di masa depan. Ini tidak hanya mengakibatkan proyek terhenti, tetapi juga dapat berujung pada masalah hukum yang rumit.
“Jadi jangan ada isu-isu EPC. Contracting nggak tepat, projeknya jadi tertunda,” tambahnya.
Kartika juga memberikan contoh positif dengan menyebutkan bahwa beberapa BUMN, seperti PT Wijaya Karya (WIKA) dan PT Freeport, telah menunjukkan perencanaan EPC yang baik dalam proyek-proyek mereka.
“Freeport ini EPC nya paling bagus ini. WIKA menjalankan dengan perencanaan rapih. Komersial agreement dan legal agreement yang rapih,” jelasnya.
Dengan pernyataannya, Kartika sangat mengharapkan bahwa proyek Jakarta Integrated Green Terminal (JIGT) yang dilakukan oleh PT Pertamina International Shipping bersama PT Pelindo dapat berjalan lancar tanpa masalah EPC yang menghambat.
“Sehingga tidak ada lagi isu-isu EPC. Kode bisnis diperhatikan dengan baik,” tandasnya.