Usai Mediasi, Azerbaijan dan Armenia Sepakat untuk Gencatan Senjata
Berita Baru, Internasional – Setelah melakukan pembicaraan, Armenia dan Azerbaijan sepakat untuk gencatan senjata yang akan dimulai Sabtu (10/10), dilansir dari Anadolu Agency.
Gencatan senjata akan dilakukan untuk memungkinkan pertukaran tahanan dan pencarian mayat di Nagorno-Karabakh.
Menurut penjelasan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengatakan pada konferensi pers di Moskow.bahwa petugas Palang Merah akan bertindak sebagai perantara dalam operasi kemanusiaan sebagai bagian dari gencatan senjata dan pembicaraan akan dimulai antara kedua negara.
Pertemuan trilateral antara Rusia, Azerbaijan dan Armenia yang berlangsung di Moskow pada Jumat (9/10), dihadiri oleh menteri ketiga negara yakni Menteri Luar Negeri Azerbaijan Jeyhun Bayramov dan Menteri Luar Negeri Armenia Zohrab Mnatsakanyan.
Kantor Berita RIA, mengutip Kementerian Luar Negeri Rusia, menulis bahwa Azerbaijan dan Armenia telah menerima tawaran pembicaraan bersama setelah Pemerintah Rusia mengundang keduanya datang ke Moskow.
“Pemerintah Azerbaijan dan Armenia telah mengonfirmasi keikutsertaan mereka dalam pembicaraan di Moskow. Persiapan secara aktif tengah dilakukan,” kata Juru Bicara Kementerian, Maria Zakharova.
Pertemuan kedua menteri luar negeri bekas pecahan negara soviet tersebut merupakan yang pertama kali sejak pecahnya konflik baru-baru ini.
Pertempuran dimulai 27 September, ketika pasukan Armenia menargetkan pemukiman sipil Azerbaijan dan posisi militer di wilayah tersebut, yang menyebabkan korban jiwa.
Konflik kembali pecah antara pasukan Azerbaijan dan etnis Armenia menjelang mediasi dan perundingan yang difasilitasi oleh Rusia. Dikutip dari ANTARA News, pertempuran pecah di Nagorno-Karabakh pada Jumat (9/10). https://www.dailymotion.com/embed/video/x7wovcz?ads_params=contextual&api=postMessage&apimode=json&autoplay=false&id=f4733250f86274&mute=true&origin=https%3A%2F%2Fwww.suara.com&pubtool=cpe-p1&queue-autoplay-next=true&queue-enable=true&ui-highlight=false
Kementerian Pertahanan Azerbaijan menyebut bahwa terjadi bentrokan sengit dengan pasukan etnis Armenia sepanjang malam kemarin. Namun belum ada detail mengenai pertempuran terbaru itu.
Hingga saat ini, lebih dari 400 orang tewas dalam pertempuran di dalam dan di sekitar Nagorno-Karabakh, area kantong pegunungan yang secara hukum internasional dimiliki oleh Azerbaijan, namun ditinggali dan diperintah oleh etnis Armenia.
Hubungan antara kedua bekas republik Soviet itu tegang sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Karabakh Atas, atau Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional.
Berbagai resolusi PBB, serta organisasi internasional, menuntut penarikan pasukan penyerang namun tidak menemuka hasil.
OSCE Minsk Group – diketuai bersama oleh Prancis, Rusia, dan AS – dibentuk pada tahun 1992 untuk menemukan solusi damai untuk konflik tersebut, tetapi tidak berhasil. Gencatan senjata disetujui pada tahun 1994.
Banyak kekuatan dunia, termasuk Rusia, Prancis dan Amerika Serikat, telah mendesak gencatan senjata segera setelah konflik pecah.
Turki, sementara itu, telah mendukung hak Baku untuk membela diri dan menuntut penarikan pasukan pendudukan Armenia.