Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

OPEC
(Foto : Azarnews)

Unjuk Gigi, OPEC Akan Tahan Penurunan Harga Minyak



Berita Baru, Internasional – Menurut Helima Croft dari RBC Capital Market, organisasi negara-negara pengekspor minyak bumi (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) sedang menunjukkan bahwa mereka masih memiliki kekuatan untuk membalikkan penurunan harga minyak.

Dilansir dari CNBC, Jumat (6/9), kelompok produsen minyak yang didominasi negara Timur Tengah telah berjuang untuk menopang masa depan minyak mentah tahun ini–di tengah prospek pertumbuhan global yang memburuk dan sengketa perdagangan yang berkepanjangan antara AS dan China.

Hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan tentang apakah OPEC benar-benar memiliki pengaruh yang besar terhadap pasar minyak mentah dunia, terutama saat ketika para pedagang minyak terus was-was dengan tweet-tweet dari Presiden Donald Trump.

“Beban OPEC adalah untuk menunjukkan bahwa ia masih memiliki alat yang tepat untuk menahan penurunan harga yang didorong oleh kebijakan Gedung Putih,” kata Helima Croft, kepala strategi komoditas global dalam sebuah catatan penelitian.

Pengekangan pasokan dan kerugian tak disengaja di Iran dan Venezuela telah membuat pangsa OPEC terhadap pasar minyak global merosot ke level terendah dalam beberapa tahun. Sementara itu, AS memiliki lebih dari dua kali lipat produksi minyak dalam dekade terakhir untuk menjadi produsen minyak terbesar di dunia.

Kepala riset minyak dan gas EMEA di J.P. Morgan mengatakan kepada CNBC bahwa penurunan bertahap harga minyak selama beberapa tahun mendatang dapat mendorong OPEC untuk merebut kembali beberapa pangsa pasarnya dari AS.

Patokan internasional, minyak mentah Brent diperdagangkan di sekitar $60,77 pada Kamis pagi, naik sekitar 0,1%. Sementara West Texas Intermediate (WTI) AS berdiri di $56,27, sedikit berubah dari sesi sebelumnya.

Brent futures telah jatuh lebih dari 20% dari puncak yang dicapai pada bulan April, dengan WTI turun lebih dari 17% pada periode yang sama.

“Faktanya adalah bahwa sentimen dicengkeram oleh lingkungan makro yang lemah dan kekhawatiran sisi permintaan yang menguasai pasar,” kata Stephen Brennock, analis minyak di PVM Oil Associates dalam sebuah catatan penelitian yang diterbitkan Rabu (4/9).

“Dengan demikian, Brent akan melakukannya dengan baik untuk tetap berlabuh sekitar $60 (per barel) dalam beberapa minggu mendatang,” tutup Brennock.

Sumber : CNBC