Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Tuntutan Tidak Dikabulkan, Ratusan Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Kembali Geruduk Rektorat
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga mengeruduk Rektorat (Foto: Zainul/Beritabaru.co)

Tuntutan Tidak Dikabulkan, Ratusan Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Kembali Geruduk Rektorat



Berita Baru, Yogyakarta – Ratusan mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yang tergabung dalam Aliansi Kalijaga Menggugat kembali menggelar aksi keduanya di depan Rektorat, Rabu (10/2). Aksi tersebut merupakan aksi susulan setelah aksi yang pertama pada Rabu 27 Januari 2021 lalu.

Ketua Senat Mahasiswa Universitas (SEMA-U) Abdul Azisurrohman mengatakan aksi tersebut kembali dilakukan lantaran pihak rektorat enggan memenuhi tuntutan mahasiswa untuk memotong pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar 50 persen tanpa syarat kepada seluruh mahasiswa.

Azis mengaku pada aksi pertama pihak rektorat telah menandatangani kesepakatan bahwa akan dilakukan evaluasi ulang terkait kebijakan pemotongan UKT 10 persen. Namun, hingga saat ini tidak ada perubahan sama sekali.

“Karena aksi pertama tidak memperoleh hasil apapun, makanya aksi kedua dilakukan dengan harapan dapat dipenuhi,” tutur Azis.

Menurut Azis, Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof. Al Makin enggan menemui massa aksi di depan rektorat, kecuali massa aksi tidak memaksa Rektor tandatangan kesepakat bersama mahasiswa dan aksi harus selesai pada pukul 16.00.

Tuntutan Tidak Dikabulkan, Ratusan Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Kembali Geruduk Rektorat
Ketua Senat Mahasiwa Universitas (SEMA-U) Abdul Azisurrohman

“Rektor hanya keluar untuk menyapa massa aksi hanya untuk menyampaikan untuk audiensi dengan perwakilan, hanya itu,” tegas Azis.

Lebih lanjut, saat dilakukan audiensi, Azis menyoroti aturan mematikan handphone bagi peserta audiensi serta dilarang untuk mengambil data foto maupun rekaman.

“Audiensi itu harus tertutup, tidak ada yang boleh merekam, tidak boleh live streaming, artinya tidak boleh ada yang tau selain peserta audiensi beserta Rektor dan Dekan,” tutur Azis.

Azis menjelaskan, hasil dari audiensi pihak rektorat tetap bersikukuh untuk tidak memenuhi tuntutan mahasiswa. Azis mengaku pihak rektorat hanya mengatakan mahasiswa yang terdampak Covid-19 maupun bencana alam dipersilahkan mengajukan permohonan lagi.

Pasca audiensi, massa aksi masih bertahan di depan Rektorat enggan untuk membubarkan diri hingga malam hari dengan mendirikan tenda, karena tidak menerima terhadap hasil audiensi yang dilakukan bersama jajaran rektorat.

Tuntutan Tidak Dikabulkan, Ratusan Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Kembali Geruduk Rektorat
MAhasiswa UIN Sunan Kalijaga mendirikan tenda di depan Rektorat

Azis membandingkan pemotongan UKT yang dilakukan oleh PTKIN lain yang masih dibawah naungan Kementerian Agama yang memberikan potongan UKT yang jauh lebih besar daripada UIN Sunan Kalijaga.

“Kalau kampus lain bisa, kenapa UIN Sunan Kalijaga tidak bisa?” sesal Azis.

Jika tuntutan mahasiswa tetap tidak diterima oleh rektorat, Azis mengaku akan tetap melaksanakan aksi susulan sampai tuntutannya terpenuhi.

“Itu karena ketidakpuasan massa aksi, dari hasil evaluasi akan dilakukan aksi kembali,” tutur Azis.

Azis berharap jika Rektorat tidak bisa mengabulkan tuntutan mahasiswa, maka pihak Rektorat dapat memberikan transparansi dana penggunaan dana UKT, agar mahasiswa dapat memahami dan memaklumi jika memang itu adalah kemampuan UIN Sunan Kalijaga.

“Karena pemotongan UKT 10 persen saya rasa tidak memiliki efek apapun, melihat mayoritas mahasiswa yang cuti pada semester ganjil ini mayoritas karena tidak mampu membayar UKT,” jelas Azis.