Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Boneka China
(Foto: Reuters)

Trump Sebut WHO Boneka China



Berita Baru, Internasional – Pada pertengahan bulan April lalu, tepatnya Selasa (14/4), Presiden Trump mengintruksikan pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk mengehentikan bantuan pendanaan mereka kepada WHO.

Alasan Presiden Trump memberikan intruksi tersebut adalah karena ia menganggap WHO gagal mengendalikan COVID-19 dan tidak cepat tanggap sejak kemunculan pertama virus pada bulan Desember 2019 di Wuhan.

Selain itu, Presiden Trump juga beberapa kali menuduh bahwa PBB merupakan organisasi dunia yang pro-China. Bahkan Presiden Trump pernah mengatakan bahwa PBB merupakan boneka untuk Cina.

Namun pada hari Jumat (8/5), berita harian Sputnik mengatakan bahwa Presiden Trump akan membuat pengumuman tentang pendanaan WHO segera.

“Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, Anda tahu, kami membayar mereka hampir US$ 500 juta per tahun. Saya akan membuat pengumuman tentang itu segera, karena mereka seperti boneka untuk Cina,” ujar Preiden Trump dalam sebuah wawancara dengan Fox News.

“Jadi, saya akan segera mengambil keputusan,” tutup Presiden Trump dalam wawancara tersebut.

Pernyataan dari Presiden Trump itu muncul setelah Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan kepada ABC News pada tangagl 3 Mei bahwa ada bukti “signifikan” terkait teori yang digaungkan Presiden Trump bahwa virus korona diciptakan di laboratorium Wuhan.

Mike Pompeo menambahkan bahwa China telah “berusaha menyembunyikan, menipu dan membingungkan” dunia sejak pandemi dimulai.

Namun tuduhan dari Presiden Trump maupun Mike Pompeo ini berulang kali dibantah oleh China.

WHO pun mengatakan bahwa mereka tidak menemukan bukti yang mendukung tuduhan tersebut.

WHO menyatakan wabah COVID-19 sebagai pandemi pada 11 Maret.

Hingga saat ini, menurut Universitas Johns Hopkins, lebih dari 3,8 juta orang telah terinfeksi virus korona di seluruh dunia, dan hampir 270.000 orang telah meninggal.

Di Amerika Serikat sendiri, ada lebih dari 1.250.000 pasien dikonfirmasi positif COVID-19.