Tingkatkan Nilai Tambah Ekonomi, Gus Menteri Dorong Desa Dirikan Bumdes
Berita Baru, Jakarta – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) Abdul Halim Iskandar atau yang akrab disapa Gus Menteri mendorong agar setiap desa dapat dirikan Badan usaha milik desa (Bumdes).
Hal tersebut disampaikan Gus Menteri dalam Sapa Desa dengan Desa-desa Nusa Tenggara Timur (NTT) secara virtual, Selasa, 9 Februari 2021.
“Semua desa memang harus terus berupaya agar memberikan nilai tambah ekonomi di desanya baik kepentingan warga masyarakat maupun kepentingan desa itu sendiri,” kata Gus Menteri dikutip kanal Youtube KEMENDES PDTT, Selasa (9/2).
Menurut Gus Menteri, salah satu cara agar memberikan nilai tambah ekonomi di desa yaitu dengan mendirikan Bumdes. Apalagi, kata Gus Menteri, saat ini Bumdes sudah menjadi badan hukum.
Oleh sebab itu, Gus Menteri menyarankan agar setiap desa yang memiliki potensi seperti sumber pasar milik desa dan air minum bersih milik desa, itu harus dikelola dengan masif, maksimal, serta profesional salah satunya dengan mendirikan Bumdes.
“Dirikan dulu bumdes kerjakan dulu usaha-usaha yang produktif, modal pertamanya pakai dana desa. Kalau sudah bagus mulai jalan, kita carikan bantuan untuk percepatan penambahan modal dan peralatan kinerja Bumdes. Jadi tunjukan dulu kinerjanya baru kita akan upayakan untuk carikan dukungan modal,” ujar Gus Menteri.
Gus Menteri mengatakan, modal bagi desa untuk mendirikan Bumdes bisa berasal dari Kementerian Desa dan corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial berbagai perusahaan.
“Bisa juga bersumber dari pinjaman akses keuangan di perbankan dengan bunga yang rendah setingkat KUR,” ucap Gus Menteri.
Lebih lanjut, Gus Menteri mengungkapkan bahwa, pihaknya akan mempertimbangkan penghargaan bagi Bumdes yang mampu bergerak maju dan memberikan nilai tambah ekonomi di desanya masing-masing.
“Kemudian reward untuk Bumdes pasti akan kita pertimbangkan nanti, karena memang kita ingin agar Bumdes itu betul-betul maju,” tandas Gus Menteri.