Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Tewaskan 9 Orang, Otoritas Palestina dan Yordania Mengutuk Serangan Israel di Kamp Jenin Tepi Barat

Tewaskan 9 Orang, Otoritas Palestina dan Yordania Mengutuk Serangan Israel di Kamp Jenin Tepi Barat



Berita Baru, Internasional – Pada Kamis (26/1) pihak berwenang Palestina dan Yordania mengutuk tentara Israel yang membunuh 9 warga Palestina di Tepi Barat.

Menurut laporan Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya 9 warga Palestina tewas, termasuk seorang wanita tua dan 20 lainnya terluka serta 4 dalam kondisi parah akibat serangan tentara Israel di kamp Jenin, Tepi Barat.

Nabil Abu Rudeineh, juru bicara kepresidenan Palestina, mengatakan dalam sebuah pernyataan pers bahwa apa yang terjadi di Jenin dan kamp pengungsinya adalah pembantaian yang dilakukan oleh pemerintah pendudukan Israel.

Seperti dilansir dari Xinhua News, Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk serangan berdarah dan biadab yang dilakukan oleh pasukan Israel di Jenin dan kampnya.

Pada jumpa pers di kota Ramallah, Tepi Barat, Menteri Kesehatan Palestina Mai Al-Kaila menuduh tentara Israel mencegah ambulans Palestina dan tim medis pergi ke kamp pengungsi untuk membawa korban luka ke rumah sakit di Jenin.

“Pasukan pendudukan juga menyerbu Rumah Sakit Jenin dan menembakkan tabung gas air mata, menyebabkan puluhan anak mati lemas di bangsal anak,” kata Al-Kaila. Ia menambahkan: “Itu adalah kejahatan yang mengerikan dan pelanggaran hukum hak asasi manusia.”

Dia meminta Komite Palang Merah Internasional dan Organisasi Kesehatan Dunia untuk mengadakan pertemuan darurat dan menghentikan agresi serta menyelamatkan nyawa warga Palestina di Jenin dan kampnya.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Yordania, juru bicara Sinan Majali mengecam peningkatan kampanye militer Israel dan memperingatkan gelombang kekerasan baru.

Kekerasan hanya akan menyebabkan lebih banyak kekerasan, kata juru bicara itu, memperingatkan bahwa serangan Israel ke kota-kota Palestina di tengah kebuntuan terus-menerus dalam proses perdamaian Timur Tengah akan menghasilkan eskalasi berbahaya yang mengancam perdamaian dan stabilitas kawasan.

Kementerian Yordania mendesak Israel untuk menghentikan semua operasi militer terhadap warga Palestina, dan menahan diri dari prosedur tidak sah yang akan merusak solusi dua negara dan peluang perdamaian.

Pada hari Kamis, saksi mata Palestina dan sumber lokal mengatakan tentara Israel yang didukung oleh buldoser dan kendaraan lapis baja, menyerbu kamp pengungsi untuk menangkap aktivis dan militan Palestina yang dicari oleh Israel.

Mereka mengatakan bahwa buldoser tentara Israel menghancurkan pagar klub olahraga utama di kamp pengungsi, menambahkan bahwa bentrokan sengit terjadi antara puluhan warga Palestina dan tentara Israel.

Di media sosial, saksi mata membagikan foto dan video buldoser militer Israel yang menghancurkan bangunan dan kendaraan.

Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tentara dan pasukan anti-terorisme nasional Yamam menggerebek kamp pengungsi Jenin untuk menangkap “regu teror” milik Jihad Islam, sebuah kelompok bersenjata Palestina. Baku tembak pun terjadi antara pasukan Israel dan anggota pasukan Jihad Islam.

Saksi mata di Jenin mengatakan bahwa pasukan Israel memutus pasokan listrik ke kamp dan mencegah masuknya staf medis dan jurnalis.

Menggambarkan situasi sebagai “berbahaya,” gubernur Palestina Jenin, Akram Rajoub, mengatakan kepada Xinhua bahwa penyerbuan pasukan Israel ke Jenin dan kampnya adalah salah satu operasi terbesar dan terluas dalam beberapa tahun.

Dia meminta komunitas internasional untuk melindungi penduduk kota dan kampnya dan mengizinkan staf medis melakukan pekerjaan mereka dalam menyelamatkan yang terluka.

Sejak awal Januari, ketegangan antara Israel dan Palestina terus berkobar. Setidaknya 29 warga Palestina telah tewas, dan puluhan lainnya terluka oleh tentara Israel sejak 1 Januari, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

Para pejabat Palestina telah memperingatkan eskalasi ketegangan Israel, terutama setelah pembentukan pemerintahan baru Israel yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang merupakan sayap paling kanan dalam sejarah Israel.